Malaikat Tanpa Sayap itu Ternyata Ibuku

Malaikat Tanpa Sayap itu Ternyata Ibuku. 

Malam ini tak ada yang menyangsikan angin malam yang begitu membekukan tubuhku. Belum kering baju dan badanku akibat diguyur hujan. Tangis tak dapat aku reda kala raga tak lagi berdaya. Tuhan, apakah ini akhir perjalanan hidupku? Dibawah hujan malam ini aku harus menghadapMu?

Terdiam aku disudut jalan depan gang sempit menuju rumahku. Tak ada yang dapat aku lakukan lagi, selain berdoa memohon ampunan kelak ketika nyawa ini diambil, aku dalam keadaan bertaubat. Sekali lagi berdoa, sekali itu pula pandanganku gelap. Semakin gelap, hingga aku tak sadarkan diri.. Aku telah mati...

Dalam gelap kudapati cahaya sedikit demi sedikit menyergap pandanganku. Muncul sesosok anak kecil berusia 1 tahun sedang belajar berjalan. Tak aku kenali wajah anak ini. Namun disampingnya ada seorang wanita muda dengan amat bahagia menepuk tangani anaknya yang telah berhasil berjalan. Wajah nya amat familiar bagiku. Wajah yang aku kesali tiap hari.. Ibu?

Pandanganku kembali gelap dan kosong. Hingga aku berada disebuah ruangan kelas Sekolah Dasar. Kulihat hanya ada 1 orang murid disana sedang memangku tangan mendengarkan guru mengajar. Tak ada yang kukenali, semuanya asing. Namun, ku lihat dibalik jendela kelas ada seorang wanita muda sedang menyeka air mata bahagianya karena melihat anaknya berhasil duduk di bangku sekolah dasar. Wajah yang mulai aku kenali. Wajah yang aku hindari saat aku bermain HP ku.. Ibu?

Tiba-tiba bayangan kelas itu hilang.. Berganti latar menjadi dirumahku sendiri. Siapa itu? Kulihat seorang anak SMP sedang asyik menonton televisi sambil menikmati sarapannya. Apakah itu aku? Namun dibalik pintu, ada seorang wanita yang mulai menua sedang mencuci pakaian kotor. Wajah yang lambat laun aku kenali dengan yakin. Wajah yang semakin menua tapi jarang ku perhatikan.. Ibu?

Dan kini.. Hanya tersisa diriku sendiri, tertidur tanpa selimut diruang kamar ku. Gelap. Hingga kurasakan cahaya lampu kamar dinyalakan. Kudengar suara langkah kaki Ibu mendekatiku. Kurasakan selimut kini menyelimutiku. Sayup-sayup aku dengar suara merdu Ibu..
"Anakku. Apa kabarmu? 
Ibu amat bersyukur kepada Allah karena telah menganugerahkan Ibu anak secerdas dirimu. Ibu bangga padamu Nak, sejak kecil kamu selalu memiliki prestasi membanggakan. 
Nak, saat kamu kecil, kamu adalah anak yang selalu ingin tahu segala hal. Hampir semua hal yang kau temui, kau tanyakan pada Ibu. Ibu senang sekali menjadi tempat ceritamu. Mendengar keluh kesahku saat kamu duduk di TK dan SD. Mendengar cerita tentang gurumu, temanmu, pelajaranmu. 
Kebanggaan Ibu semakin bertambah, saat kamu lulus SMA dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Tak bosan Ibu ceritakan tentang prestasimu ke sanak saudara kita agar menjadi motivasi. 
Namun Nak, seiring berjalannya waktu. Ibu merasa amat jauh darimu. Setiap pagi, kamu berangkat terburu-buru, ada kelas pagi katanya. Padahal Ibu baru saja ingin membuatkanmu sarapan. Setiap hari, kamu pulang malam dengan rawut wajah kelelahan. Ingin sekali Ibu seka debu di wajahmu, tapi kamu lebih dulu masuk ke kamarmu. Mau istirahat, katanya. 
Ibu tak lagi mendengar ceritamu seperti dulu, ibu tak lagi mendengar bahagianya kamu seperti dulu. Ibu tak lagi mendengar keluh kesahmu tentang pelajaranmu. 
Ibu tak lagi menjadi tempat cerita mu. Maafkan Ibu nak yang tak bisa bangun amat pagi demi sarapan bersamamu. Maafkan Ibu nak yang tak lagi mengerti tentang dunia kampusmu. Maafkan Ibu nak yang tak lagi memahami kegiatan-kegiatan organisasimu. Maafkan Ibu atas kekhilafan Ibu yang tak mencoba mengerti tentang duniamu Nak. 
Namun, kamu harus tau nak betapa sayangnya Ibu padamu. Tiap pagi setelah kamu pamit, Ibu tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatanmu. Tiap kamu pulang malam tanpa kabar, Ibu rasanya gelisah. Tiap kamu pulang dengan wajah kelelahan, ingin sekali rasanya bertanya apa yang sedang terjadi. Tiap kamu mulai terlelap, Ibu memperhatikan wajah lelahmu dan mencium keningmu dengan hati-hati, khawatir akan mengganggu tidurmu.
Namun Ibu memaklumi Nak, mungkin Ibu tak pantas lagi menjadi tempat cerita dunia kampusmu. 
Nak, pesan Ibu, tentukan dan pilihlah jalan hidup terbaikmu. Jika kamu mulai lelah, lihat Nak ada Ibu yang selalu bisa jadi tempat bersandarmu. Jangan pernah lupakan Ibu, Nak. Ibu percaya, saat ini kamu sedang menjalankan suatu amanah yang besar. Ibu doakan semoga Allah selalu menyertai langkahmu ya Nak.."..

Dan kurasakan Ibu mencium keningku dengan lembut..

Aku yakin ini bukan mimpi. Sekarang Ibu benar-benar ada disampingku, mengompres keningku yang panas tinggi. 
Aku tak kuasa menahan air mataku, walau aku tetap tak berani membuka mata....

Terimakasih Ibu, atas kasih sayangmu yang tak pernah putus. Ibu akan selalu jadi tempat ceritaku..

-21 April 2015

Assalamualaikum.. Inilah Kita Punggawa KSEI UNJ

Alhamdulillahirrabil Alamin..


Jakarta, 18 April 2015.
Bertepatan dengan hari Ekonomi Islam Se-dunia, maka bersamaan dengan ini telah resmi dilantik para Punggawa BSO KSEI FE UNJ masa jihad 2015-2016.
Tidak ada kesengajaan, namun Allah lah yang menakdirkan kami disini. Setiap orang dengan latar belakang yang berbeda, dengan misi yang berbeda, dengan cita-cita yang berbeda, telah Allah satukan dalam barisan yang teratur, BSO KSEI FE UNJ. Seperti Firman-Nya:


Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.(QS. ASH SHAFF : 4)

Setelah melalui proses seleksi yang lumayan panjang dan rumit, proses staffing, hingga hari ini Allah masih tegak kan kepala dan pundak kami untuk melaksanakan Jihad Fi sabilillah dalam jalur membumikan Ekonomi Islam yang sesuai dengan ajaran-Nya.

Begitu banyak kekurangan dan kekhilafan dalam tiap-tiap diri ini, sehingga apabila kami melihatnya runtuhlah keinginan dan semangat untuk terus berjuang. Tapi apa kau lihat? Didalam diri yang penuh khilaf ini ternyata masih Allah selipkan sedikit cahaya niat untuk sama-sama berjuang syiarkan Ekonomi Islam.


Kami yakin, Ekonomi Islam pasti akan jaya.
Entah hari ini, atau esok.
Entah pada generasi ini, ada generasi terakhir.
Entah siapa yang kelak menikmatinya, setidaknya kami pernah sedikit mengeluarkan keringat tuk berjuang syiarkan Ekonomi Islam.

Maka, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, telah resmilah Punggawa BSO KSEI FE UNJ masa jihad 2015-2016 Kabinet SaKTi (Bersaudara, Berkarya, dengan Satu Hati) dengan susunan:
  • Ketua : Subhan Syaifussalam
  • Sekjend : Rio Kurniawan
  • Sekum : Asri Aprilia
  • Bendahara 1 : Pitriani 
  • Bendahara 2 : Avi Insaniyah
  • Biro Inkestra : Yulianti (Kepala), Putri Humairoh (Wakil Kepala), Aprillia, Naritha, Haerun Nisah, Rima, Nabilah, Neneng, Ita, Sherlia.
  • Biro Inkubasi : Cahayani Sinarta Sukma (Kepala), Ariska Pratiwi (Wakil Kepala), Novia, Nurfauziah, Siti Rahma, Atika Zahra, Afriani, M. H. Aufar, Agung K, Faisal.
  •  Departemen Kajian : M. Azam Ibrohim (Kepala), Dwi Novianti (Wakil Kepala), Kadek, Nadya, Nurfitria, Mutiara, Afina, M. Agus F, Cendikia, A. Dicky.
  • Departemen HRD : Ajeng Pratiwi (Kepala), Safiul Huda (Wakil Kepala), Devi, Ida, Siti Nurcholifah, Umma, Agung K, M. Ariq, Bekti S, Heriyanto.
  • Departemen PR : Areng Ramadhan (Kepala), Ersilia Cesaria (Wakil Kepala), Anna, Hanifah, Mia, Ema, Tri Inayati, Gunawan, Fandy, Gumilar.

Dan inilah kami berbalut pakaian resmi bernuansa merah maruun tapi dengan gaya yang jenaka:


Doakan semoga kami istiqomah dan amanah ya, Saudara. ^^

Ketika yang lain bangga dengan konvensional, aku tetap dengan setia dengan lembaga keuangan syariah. Aku mah gitu orangnya. xD


Best Regards, Putri Humairoh.

Peran Pemuda Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Peran Pemuda Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Oleh: Putri Humairoh (KSEI UNJ)

            Keadaan perekonomian di dunia kian memperlihatkan persaingan yang ketat. Tiap negara maju maupun berkembang berburu untuk menjadi pemilik pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia. Namun tetap saja pemenangnya hanya satu. Hal inilah yang mendasari seluruh negara berlomba untuk menjadi urutan nomor 1. Dengan adanya persaingan yang ketat ini mengharuskan Indonesia untuk terus menggali potensi dan kekayaan sumber ekonomi untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat. Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah serta sumber daya manusianya yang banyak namun kurang potensial. Di lingkup regional Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama dalam perkembangan ekonomi dan mengalahkan Negara-negara yang lain seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam yang hanya memiliki pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4 persen. Bahkan di kawasan Asia, Indonesia mampu menempati urutan kedua terbaik setelah China dan mengalahkan India. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat dan telah mencapai titik yang baik, sehingga hanya perlu ditingkatkan kembali guna menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan mapan dari segi perekonomian.  Salah satu solusi yang dapat dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu dengan pemberdayaan ekonomi kreatif. Di kancah dunia itu sendiri kini telah memasuki era ekonomi yang ke-empat yaitu ekonomi kreatif. Industri kreatif yakni penempatan kreativitas dan inovasi sebagai hal yang paling memberikan pengaruh positif dalam pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, industri kreatif merupakan pemberdayaan kreativitas, bakat, dan keterampilan tiap individu yang kreatif. Pemberdayaan yang dimaksud adalah tiap individu yang memiliki ide-ide kreatif dalam perindustrian kemudian direalisasikan menjadi sebuah indutri yang yang riil dan selanjutnya dapat memberikan kesejahteraan rakyat karena terbukanya lapangan pekerjaan yang baru. Indonesia memiliki modal yang besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beragam, sumber daya manusia yang banyak sehingga terciptanya keberagaman ide dan daya cipta yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif, serta jangkauan pasar yang luas dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Masyarakat Indonesia yang terkenal cukup konsumtif juga memicu perkembangan ekonomi kreatif. Namun dibalik segala modal berikut, Indonesia memiliki tantangan yang dapat menghambat perkembangan ekonomi kreatif. Pertama, sumber daya manusia yang banyak tidak menjamin lancarnya perkembangan ekonomi kreatif. Selain memerlukan kuantitas yang banyak, Indonesia juga harus memiliki kualitas sumber daya manusia yang kreatif. Kedua, perlindungan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) masih jauh dari kata baik. Inilah kekurangan Indonesia yang kurang menghargai setiap daya cipta dan kreativitas sehingga banyak sumber daya manusia yang berkualitas kerap kali ”melarikan diri” keluar negeri guna merealisasikan kreativitasnya. Salah satu bukti bahwa pemerintah Indonesia kurang menghargai dan memfasilitasi kreativitas anak negeri adalah pada saat seorang cartoon animation creator Upin Ipin yang baru bisa merealisasikan idenya di Malaysia. Contoh lain adalah seorang engineer pesawat B. J. Habibie yang merealisasikan idenya di Jerman, beruntungnya hasil karya beliau dapat diterima dengan baik oleh pemerintah Jerman sehingga beliau mendapatkan banyak royalti dari pemerintah Jerman maupun dunia. Dalam sejarahnya beliau pernah menawarkan diri kepada pemerintah Indonesia bahwa beliau telah menyelesaikan studi engineering di Jerman dan ingin kembali ke Indonesia guna mengabdikan diri dan ilmu yang telah didapatnya untuk kemajuan industri per-pesawatan Indonesia, namun yang terjadi adalah pemerintah Indonesia menolak tawaran dari B. J. Habibie. Ketiga, insfrastruktur teknologi informasi belum kompetitif dan dukungan pembiayaan juga kurang lancar. Masalah klasik yang ada di Indonesia adalah masalah pembiayaan yang rumit dan dipersulit sehingga memperhambat penyaluran ide para creator. Keempat, iklim usaha belum mendukung pertumbuhan perilaku usaha kreatif baru. Inilah yang terkadang menghambat para pelaku usaha kreatif baru karena keadaan pasar yang menganggap sebelah mata. Kurangnya apresiasi terhadap karya dan insan kreatif juga masih dirasakan. Kelima, akses pasar yang belum menggembirakan. Permasalahan-permasalahan ini harus menjadi perhatian para pelaku dan pendukung ekonomi kreatif, bukan hanya pemerintah namun semua pihak harus menyatukan langkah untuk mengatasi segala permasalahan tersebut. Namun disamping segala permasalahan berikut, ekonomi kreatif telah berhasil menyumbangkan 10 persen dari nilai ekspor Indonesia. Selain itu, ekonomi kreatif telah menyerap setidaknya 7,7 juta tenaga kerja di Indonesia.

            Jumlah pemuda di Indonesia memiliki angka yang cukup fantastis yaitu sekitar 43 persen dari total keseluruhan rakyat Indonesia atau sekitar 103 juta jiwa. Pemuda merupakan kunci dari keberhasilan penerapan ekonomi kreatif di Indonesia. Pemuda memiliki kelebihan yaitu mampu berpikir diluar kebiasaan atau disebut juga out of the box. Dengan adanya kemampuan tersebut, pemuda dapat berpikir secara kreatif dan mampu mengembangkan sesuatu menjadi lebih bernilai. Keterbatasan lapangan pekerjaan sebagai karyawan mampu mendesak paradigma atau pola berpikir pemuda dari yang tadinya bagaimana caranya dapat diterima sebagai karyawan di suatu perusahaan dan menjadi kaya, menjadi bagaimana caranya agar menjadi kaya tanpa menjadi karyawan. Hal inilah yang akhirnya mendorong pemuda untuk mampu menciptakan sesuatu yang kreatif guna untuk mensejahterakan dirinya dan masyarakat. Dari pardigma inilah ekonomi kreatif dapat bertumbuh dengan baik. Generasi muda memang generasi yang produktif dan penuh dengan ide-ide cemerlang. Namun disamping itu, tidak hanya cukup untuk mengandalkan kemampuan kreativitas, sebagai pemuda juga harus memiliki sifat yang kuat dan tangguh serta mampu dalam menciptakan peluang  ditengah persaingan bisnis dan indutri yang ketat seperti sekarang ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan pemuda guna mengembangkan ekonomi kreatif adalah sebagai berikut. Pertama, sebagai pemuda harus mampu berpikir kreatif dalam hal berbisnis. Dewasa ini, pemuda telah mampu berpikir kreatif terbukti dengan banyaknya wirausawan muda baru membuka bisnisnya yang merupakan hasil refleksi kreativitasnya. Kedua, pemuda yang telah memiliki suatu ide harus berani untuk merealisasikan ide kreatifnya tersebut kedalam suatu bisnis. Tidak peduli  banyaknya rintangan yang akan dihadapinya, seorang pemuda harus mampu meralisasikan bisnisnya. Tidak peduli resiko apa yang akan dialaminya, seorang pemuda kreatif harus berani membuka bisnisnya. Karena secemerlang apapun suatu ide, akan hanya menjadi suatu mimpi apabila tidak ada upaya untuk merealisasikannya. Ketiga, pemuda harus memiliki sifat yang kuat dan tangguh. Hal ini sangat diperlukan karena didalam suatu bisnis tidak akan pernah selamanya berjalan mulus, pasti ada halangan dan rintangan yang mungkin akan datang padanya. Pemuda harus kuat dan tangguh mempertahanakan dan mengupayakan bisnisnya agar tidak bangkrut. Apalagi di era sekarang dimana persaingan bisnis sangat ketat. Pemuda harus kuat untuk mempertahankan bisnisnya. Keempat, pemuda tidak harus memiliki pengalaman, yang terpenting adalah memiliki ilmu. Dalam haditz Mu’adz disebutkan, “Ilmu itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya” artinya adalah ilmu harus didahulukan dari amal, karena ilmu merupakan petunjuk dn pemberi arah amal yang dilakukan. Inilah yang mendasari seorang pemuda harus memiliki ilmu berwirausaha yang cukup sebelum mengeksekusi bisnisnya. Ilmu tidak selalu harus didapatkan dibangku sekolah maupun kuliah. Pada dewasa ini, telah banyak seminar tentang wirausaha yang diberikan oleh para wirausawan sukses maupun yang diselenggarakan oleh beberapa instansi. Selain itu, ilmu juga bisa didapatkan dari membaca biografi dan perjalanan hidup wirausahawan atau mencari informasi dari kerabat yang telah sukses merintis bisnisnya. Kelima, pemuda yang berwirausaha harus tetap menjalan usaha berdasarkan syariat Islam atau dengan menggunakan Ekonomi Islam. Hal ini dimaksudkan agar usaha/bisnis yang dijalankan tetap mendapatkan berkah dari Allah SWT. Karena hanya Ia lah sang pemberi rezeki. 

            Harapannya, semakin banyak generasi muda yang tertarik dalam industri kreatif dan mampu sebagai penggerak perubahan ke arah bisnis dan kemandirian. Untuk menciptakan generasi muda seperti itu, dibutuhkan dukungan dari pemilik modal dan perbankan, selain itu juga diperlukan pelatihan untuk mengembangkan usaha dengan baik. Pemuda harus berperan dalam pembangunan ekonomi kreatif. Sudah ada sekitar 8,6 juta pemuda yang bekerja di sektor ekonomi kreatif. Diharapkan para pemuda yang telah lebih dulu bekerja di sektor ekonomi kreatif mampu memotivasi para generasi muda lainnya untuk terjun di dunia industri kreatif. Potensi ini harus kita pahami dan yakini bersama dalam setiap rencana pengembangan ekonomi kreatif ke depan. Pencapaian positif ini sudah selayaknya diapresiasi tanpa harus terlena berpuas diri.
Berikut hadits yang menganjurkan berwirausaha:
“Dan bahwasanya tidaklah seorang akan memperoleh melainkan dari apa yang telah diusahakan. Dan ia nanti akan melihat hasil dari apa yang diusahakan.(QS An’Najm 39-40)”
“Sesungguhnya makanan yang paling baik bagimu adalah yang diperoleh dari hasil usahamu, dan sesungguhnya makan yang terbaik bagi anak-anakmu adalah dari hasil usahamu (HR. Ibnu Majah).”
“Dari Miqdam ra. Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Seseorang yang makan dari hasil usahanya sendiri, itu lebih baik. Sesungguhnya Nabi Daud as makan dari hasil usahanya sendiri. (HR AL-Bukhori)”.

PEJUANG EKONOM RABBANI, PENYONGSONG PERADABAN INDONESIA YANG MADANI

PEJUANG EKONOM RABBANI, PENYONGSONG PERADABAN INDONESIA YANG MADANI
Oleh: Putri Humairoh

    Indonesia. Negara yang tengah mengevaluasi diri untuk membentuk peradaban baru yang lebih baik. Terlebih pemuda, sebagai pemikir yang kritis tentunya akan banyak gebrakan yang dibuat demi menyongsong peradaban bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya pemuda yang berani turun ke jalan demi memperjuangkan keadilan bagi rakyat, banyaknya pemuda yang berjuang mengikuti konferensi-konferensi nasional maupun internasional, banyaknya pemuda yang berani menelusuri pelosok-pelosok negeri demi mengambil bagian mencerdaskan anak bangsa. Semua itu dilakukan dengan cara yang berbeda, namun tetap satu tujuan. Semua peranan itu dilakukan oleh mereka, para pemuda.
    Disamping ramainya gema gerakan pemuda tersebut, ada yang dengan berani meneriakkan gema Ekonomi Islam ditengah lingkungan masyarakat dan Negara yang masih berdiri diatas kaki riba. Mereka berani melantangkan seruan tersebut ditengah masyarakat yang masih ambigu dan belum mengetahui pasti apa makna kata “Ekonomi Islam”. Ya, mereka lah para Pejuang Ekonom Rabbani, membentuk barisan yang teratur dalam memperjuangkan terciptanya masyarakat Indonesia yang madani dan mandiri.
    Ekonomi Islam atau kita biasa mengenalnya dengan Ekonomi Syariah bukanlah hal yang tabu lagi bagi masyarakat dan pemerintah di Negara Inggris. Ya, Negara Inggris telah berhasil menerapkan Ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi negaranya. Walaupun Negara Inggris bukan Negara Islam ataupun Negara mayoritas Islam, namun Negara mampu menerapkannya secara kaffah (menyeluruh). Pastilah ada satu atau ribuan alasan mengapa Negara ini dengan berani menerapkannya, pastilah ada perbandingan dan perhitungan untung-rugi. namun dapat kita simpulkan bahwa Ekonomi Islam telah membuktikan bahwa ialah sistem ekonomi yang paling memberikan mashlahat bagi orang-orang yang menerapkan.
    Beruntunglah bagi yang telah mengetahui dan memahami, serta janganlah berhenti untuk terus memberitahu kepada halayak ramai tentang bagaimana Ekonomi Islam bisa membentuk suatu kehidupan pribadi dan masyarakat yang lebih baik.
    Inilah yang mendasari para pejuang ekonom rabbani untuk tidak serta merta menyerah dalam melakukan sosialisasi, dan pengenalan ekonomi Islam kedalam lapisan-lapisan masyarakat. Barisannya sangat rapih dan teratur. Sejak tahun 1990-an hingga saat ini, telah banyak perubahan yang terlihat dari hasil perjuangan para pejuang ekonom rabbani. Kini bank-bank syariah telah banyak kita jumpai, lembaga keuangan berbasis syariah seperti asuransi syariah dan yang lainnya pun sudah tak asing lagi dikalangan masyarakat. Begitulah hasil perjuangan para ekonom rabbani serta pemerintah yang kini telah mampu merangkul lembaga yang mengawasi kinerja lembaga keuangan yaitu OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang kini mempunyai divisi khusus riset keuangan syariah yaitu FRKS (Forum Riset Keuangan Syariah). Alhamdulillah.
    Berbicara tentang Leading the Change, sungguhlah pantas bila kita menyebut Pejuang Ekonom Rabbani sebagai Pemimpin Perubahan. Perubahan dalam sistem ekonomi kapitalisme yang menyiratkan slogan “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” menjadi sistem ekonomi Islam yang menyutamakan maslahah ummahat. Perubahan yang tampaknya sederhana, namun perlahan tapi pasti akan mewujudkan salah satu cita-cita besar bangsa ini yaitu kemajuan sektor ekonomi guna pemerataan ekonomi bangsa. Meringkus habis aktivitas-aktivitas ribawi yang termasuk dalam 7 dosa besar. Menghidupkan skema bagi hasil dan mematikan skema bunga.
    Leading the change, Pemimpin Perubahan. Sebentar lagi akan terwujud peradaban baru Indonesia. Peradaban yang madani. Mandiri, adil, dan makmur. Tidak adanya ketimpangan sosial. Tidak lagi berdiri diatas kaki riba. Semuanya akan terwujud jika semua lini bersatu, memperbaiki dan membangun. Insyaa Allah…
    Apabila pemuda-pemuda yang memiliki cita-cita besar untuk bangsa ini bersatu, perlahan tapi pasti Indonesia akan menemui titik kemerdekaannya. Seperti menaiki sebuah tangga, perjuangan pemuda hari ini seperti menapaki satu persatu anak tangganya, memang membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, namun anak tangga demi anak tangga ini akan menghantarkan Indonesia menuju titik kemerdekaannya. Hidup Mahasiswa!Ekonom Rabbani, Bisa!

Hijrah? That's Me!

Ini kisahku, mana kisahmu?

Cerita ini dimulai dari mana ya? Hmm.. Baiklah kita mulai dengan perkenalnya.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Ukhty. Hai, nama saya Bintang. Ini adalah kisahku, kisah tentang perjalanan hijrahku, kisah tentang pencarian ku akan hidayah Allah SWT, kisah tentang perjuangan ku melawan nafsu dan diriku sendiri. Kisah biasa ko ukhty, hanya kisah seorang akhawat yang ingin selalu belajar menjadi yang lebih baik.

Kita mulai ya ukh.
Maha besar kuasa Allah yang telah menakdirkan ku masuk di Universitas ini, Universitas Negeri namun sangat kecil bila dibandingkan Universitas Negeri yang lain. Beruntung Allah kasih kemudahan saya untuk menekuni studi disini dengan beasiswa.
Namun saya tidak berbicara tentang itu. Saya akan berbicara tentang Hijrah. Berat ya ukh? Santai..santai..
Jadi awalnya begini, saat masuk di Universitas ini betapa kagetnya melihat seluruh panitia ospek memakai jilbab. Cantiiik sekali. Pantas saja, kami(mahasiswa baru yang muslimah) diwajibkan memakai jilbab. Skip skip skip. Disini rasanya adem banget ukh, kanan kiri kita bisa melihat para akhawat sedang berlalu lalang atau sedang melalukan kegiatan, mereka amat.... Menurut kalian apa yang membuat mereka amat.......? Ya, benar. Jilbab nya. Mereka dengan pede menggunakan jilbab lebar (menurutku) yang menutupi dada, bahkan sampai menutupi perutnya, tidak menerawang, memakai rok/gamis, ditambah dengan kaus kaki. Jadi amat apa? Amat aneh, iya menurutku amat aneh. Astaghfirullah. Dan saat melihat itu aku masih dengan pedenya berjalan dengan menggunakan jilbab paris 1 lapis, celana jeans ketat, dan  tanpa kaus kaki.

Semakin kesini, hatiku mulai bergejolak penasaran. Sebanarnya mengapa para akhawat itu menggunakan busana seperti itu? Apakah itu tidak mengganggu aktivitas mereka? Apa gak gerah jilbab 2 lapis begitu? Emang siapa sih yang nyuruh mereka berbusana seperti itu?

Pertanyaan2 itu hadir dipikiranku, tapi aku gak ambil pusing, aku tetap menjalani aktivitasku seperti biasa. Kuliah, pulang, pacaran. Kuliah, pulang, pacaran. What? Ukhty? Pacaran??
Iya ukh, saat semester 1 ana masih pacaran..

Semakin lama pertanyaan-pertanyaan itu kian banyak dan kian memaksa untuk dijawab. Aku bingung, harus nanya kesiapaaa? Mentoring pun aku gak aktif. Mau nanya temen dikelas yg berbusana kaya gitu? Aku maluuu nanyanya.. Jadi, aku putuskan untuk nyari jawabannya lewat... Internet.

Pertama aku buka account twitter @pedulijilbab dan fanspage FB Kartun Muslimah. Dari sini sedikit demi sedikit pertanyaanku mulai terjawab.
Ternyata jilbab itu wajib untuk setiap muslimah yg sudah baligh, alhamdulillah aku sudah pakai jilbab, gugur deh kewajibanku. Asyik :D
But wait? Trus kenapa akhawat itu pakai jilbab lebar dan kaus kaki?
Ternyata jawabannya ada di QS. Al-'Aĥzāb:59 - Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

MasyaAllah, jadi begitu. Allah telah mewajibkan memakai jilbab. Jilbab yang diperintahkan Allah pun bukan hanya membungkus tubuh kita ukh, tapi menutupnya. Jelas banget tujuan jilbab itu untuk melindungi wanita, maka jilbab yang diwajibkan pun yang menutupi dada, tidak ketat, tidak menerawang, dan memakai kaus kaki. Nah ini, pakai kaus kaki! Kata Allah seluruh tubuh itu aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi, kaki juga ditutup ya ukhty. Maka sekarang aku konsisten pakai kaus kaki.
Kaus kaki, ceklis √. Lalu gimana dengan aturan yang lain? Butuh kemantapan hati ukhhh

Sami'na wa atho'na.
Kami dengar dan kami taat.
Itu kata yang aku dengar dari seorang murobbi disebuh halaqah.
Aku ingin sekali menuruti perintah Allah dalam hal berjilbab ini, tapi...aku masih belum siap. Aku masih. nakal, aku masih suka bikin marah orang tua, dan terlebih, aku masih pacaran. Astaghfirullah. Jadi aku harus bagaimana ya Allah?

Hatiku bergejolak, rasanya belum siap meninggalkan segala "keburukan dan kemaksiatan itu" namun perintah Allah harus tetap dijalankan.
"Yang penting jilbabin hatinya dulu". Sempat aku ingin menyudahi hidayah ini, aku merasa hatiku dan diriku belum pantas dengan jilbab seperti itu.
Namun entah bagaimana cara Allah, semakin aku menolak hidayah, semakin hidayah itu datang padaku. Ibaratnya, aku mundur 1 langkah dr hidayah, namun hidayah maju 2 langkah padaku bahkan 1000 langkah sepertinya.
Tak peduli apa kata manusia yang lain, tak peduli bagaimana status pacaranku, tak peduli betapa berdosanya aku. Aku beranikan diri ber-proses menjemput hidayah itu..
Proses pun dimulai..

Tak terasa awal semester 2 aku mengawali prosesku.
Mula-mula aku istiqomahkan diri memakai kaus kaki, aku perbanyak kaus kaki. Kemudian aku biasakan diri memakai rok, walau waktu itu koleksi rok ku hanya 3 macam :D jadi saat ke 3 rok ku basah, aku harus merelakan diri pakai celana. YaAllah :(
Makin lama aku mulai perbanyak koleksi rok ku, tak apalah hanya rok murah yang penting nyaman dipakai. Di proses itu hmm lumayan mudah, walau diperjalanan tetap ada pertanyaan "Ka, ko pakai rok terus?" "Ka, itu levisnya dipake!". Jujur, aku gak bisa jawab apa-apa.
Jilbab? Aku masih setia dengan jilbab 1 lapisku, tapi sekarang sudah aku sematkan bros dipundak agar dadaku tertutupi.
Ternyata begini lebih cantik.

Tiba-tiba timbul rasa malu, dengan busana seperti itu (hampir syar'i) apa gak malu kalo masih pacaran? Apa gak malu jalan di mall gandengan? Ya, benar. Aku harus sudahi semua ini.

Kita putus aja ya..

Kenapa?

Gapapa, yaudah putus aja ya..

Ngapain, gak ada alasan. Gak mau.

Hadeh, yaudah deh gak jadi..

---- begitu lah percakapannya, gak jadi putus. Gak ada alasan yang jelas katanya, aku masih miskin ilmu tentang larangan pacaran. Yang aku rasakan hanya aku udah gak nyaman pacaran, risih, geli, dan hal-hal gak mengenakan lainnya. Berkali-kali seperti itu. Putus-nyambung-putus-nyambung.

Sampai akhirnya..
"Maaf aku udah gak bisa lanjut lagi, kita udahan ya. Aku mau fokus kuliah. Lagipula aku malu pakai jilbab masa masih pacaran."

"Loh kenapa? Dr dulu juga pakai jilbab? Tapi gak ada masalah?"

"Udah ya, mohon pengertiannya"

-------
Game over. Sudah berakhir semua. Aku yang menganggap ini berakhir. Gak perlu ada bantahan apa-apa lagi, aku harap dia mengerti.

Dan proses ku kembali berjalan. Hingga aku masuk dalam satu organisasi dakwah.

Di organisasi ini hampir semua kaka BPH akhawatnya memakai jilbab syari, terbesit lah pikiranku untuk mulai men-double jilbabku.
Pertama kali pakai jilbab double saat pergi ke IBF bersama sahabat. Kami janjian memakai jilbab double, Alhamdulillah Allah kasih teman yang sama-sama lagi berproses.

Tapi besoknya aku kembali ke 1 lapis. Sebenarnya, halangan terbesar bukan pada diriku, aku siap memakai jilbab double. Sangat siap insyaAllah.. Tapi apa kata mereka? Apa kata ibuku? Keluargaku? Akhlak ku dirumah saja masih buruk..

Mundur? Tidak..
Suatu hari Allah takdirkan aku bertemu dengan sahabat yang sudah berjilbab syar'i. Sebenarnya kami sudah kenal cukup lama, namun jarang ngobrol. Skrg saatnya, aku korek-korek tentang dia (evil laugh)

Gimana sih caranya berjilbab syari? Oh gini, di double aja tapi diambil ujungnya sedikit aja..

Bukan, maksudnya emang ortu kamu ngebolehin ya kamu pake jilbab double2? -Ya, awal-awalnya sih enggak, tapi aku beraniin aja. Aku ajak bicara ibuku, lama-lama ibu mengerti.

Trus, ibumu jilbabnya gini juga? -enggak ko, ibu ku biasa.

Aku mau jilbab double juga. -oh barakallah semoga istiqomah yaa..

Tapi takut apa kata orang tua dan keluarga? -dicoba dulu, lama-lama pasti ngertu ko.. Semangat ya..

----------
Itulah percakapan singkatku. Cukup untuk penguat niat. Allah baik banget ngirim jawaban akan setiap pertanyaannya.
Keesokan harinya, aku mulai memakai jilbab double. Alhamdulillah tidak seburuk yang aku fikirkan. Ibu gak komentar apa-apa. Hihi. Hari ini sengaja aku tutupi jilbab pake jaketku. Besoknya, pake jaket lagi. Lusanya, pake jaket lagi. Seminggu kemudian, gak ada komentar apa-apa dari ibuku. Maka aku beranikan diri pergi tanpa jaket.. "Ka, ko jilbabnya double?". Deg..
"Iya mah biar gak nerawang.."
Lalu aku bergegas pergi..

Aku kira semuanya baik-baik saja. Sampai akhirnya, aku disidang dirumah. Keluargaku bukan keluarga yang anti Islam, keluargaku paham Islam InsyaAllah bahkan dirumahku sering ada pengajian ibu-ibu.
Ditanyalah mengapa aku memakai jilbab double, aku kasih penjelasan tentang kewajiban jilbab. Ditanyalah apa aku ikut aliran sesat? MasyaAllah, sama sekali enggak. Ditanyalah apa aku ikut suatu partai? Aku dengan yakin aku gak ikut partai-partai-an. Akhirnya ibuku blg, bahwa keluarga besar mulai khawatir denganku, mereka menganggap aku sudah terlalu jauh, takut aku ikut aliran-aliran yang tidak benar..

Allah..Allah..Allah.
Jatuh air mataku, ya Allah aku hanya ingin menaati perintahMu. Kalau skrg aku mulai sering pulang sore/malam, itu karena aku liqo dan hadir kajian dulu. Kalo skrg hari sabtu ku ada diluar rumah, itu untuk memenuhi amanahku di lembaga dakwah ini. Kalo skrg aku jarang update photo itu krna aku mau melindungi diriku dan saudara ikhwan yg lain, kalo skrg status2 ku berbau Islami, itu hanya krna aku ingin medsos ku lebih bermanfaat. Sungguh aku tetap aku yang dulu..

-----------

Rasanya, hari-hariku amat berat kala itu. Aku harus menjadi anak super perfect dirumah agar tak keluar dari mulut ibuku untuk melepas jilbabku. Aku harus tahan dan senyum dengan omongan orang lain ttg ku. Sampai pernah jilbabku dirobek saat aku membuat kesahalan.

InsyaAllah aku sedang melaksanakan perintah Rabb-ku, aku sedang berusaha menyelamatkan ayahku agar dijauhkan dari api neraka. Aku sadar, dari awal aku berproses, semua ini akan terjadi. Koreksi untuk diri kita akan datang sangat keras saat busana tak sesuai dengan kelakuan. Sebisa mungkin aku turuti perintah org tua ku. Walau kerap kali aku lalai, dan kata-kata menyakitkan itu hadir..

Allah memerintahkan aku untuk berjilbab syar'i, Allah juga memerintahkan aku untuk berbakti pada orang tua.. Kedua hal ini bukan pilihan, semua itu harus aku lakuan.

Mendakwahi keluarga memang lebih sulit dr mendakwahi org lain. Tapi, dengan pencerminan yang baik dari diri kita para aktivis dakwah, akan membawa dakwah itu sampai tetap sasaran dihati keluarga.

Bismillahirrahmanirrahim.

Sekarang sudah semester 4. Satu tahun perjalanan hijrahku, dan aku masih terus mencari hidayah Allah SWT. Aku akan terus memperbaiki diri. Hingga akhirnya perbaikan ini memuarakan aku di Syurga-Nya. Aamiin.

Semoga bermanfaat.

Best regards, Bintang.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Antara Hadir atau Absen

[REPORT]
Jakarta, 16 April 2015
Sekitar sore menjelang malam datang sebuah jarkoman tentang sebuah cara PKMU part 1. Ini adalah momentum yang saya tunggu-tunggu, setelah tidak berhasil mengikuti acara pra PKMU karena ada Presentasi Hasil Makalah Kelompok. Maka seharusnya PKMU 1 ini adalah momentum yang harus hari jalani demi perbaikan diri, persiapan, dan penilaian saya.

Tapi ada yang mengganjal, PKMU 1 dilaksanakan di Kampus D.
MasyaaAllah.

Hari ini di jam yang sama, saya harus menjalani kuis dan liqo rutin tiap minggu. Hingga akhirnya dengan segala pertimbangan, saya memutuskan untuk tidak datang (lagi) dalam agenda ini.

Ya, saya tidak mengikuti agenda PKM UNJ 1, maka report ini saya buat berdasarkan hasil wawancara saya dengan salah satu kawan yang juga mengikuti PKM UNJ 1.

Berikut reportnya.
Pelantikan Kepemimpinan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta tahap 1 yang mengusung tema "Leading The Change" kali ini dilaksanakan di Kampus D, UNJ, Halimun. Acara berjalan dengan lancar. Alhamdulillah.
Acara diselenggarakan dari pukul 13.30-17.30 WIB. Acara yang luar biasa ini dihadiri oleh para peserta PKM UNJ yang telah lolos seleksi berkas, para panitia, dan para pembicara luar biasa.
Acara dibuka oleh MC yaitu Ka Septian, Tilawah oleh Ka Bambang, dan Menyanyikan Lagu Totalitas Perjuangan yang di pimpin oleh Ka Linda. Bisa saya bayangkan betapa semarak dan menggetarkannya saat menyanyikan lagu Perjuangan Mahasiswa tersebut. Selanjutnya disambung dengan sambutan Ketua Pelaksana yaitu Ka Aji Handoyo (FE UNJ 2012)

Materi pertama kali ini yaitu Manajemen Waktu dimoderatori oleh ka Randi Ramadhani (Komandan Pandawa FE UNJ tahun 2014/2015) dengan pembicara Kak Devrizal Siregar (Ketua BEM UNJ 2003) pertama Bang Devrizal membuka dengan cerita singkat beliau tentang perjalanannya di kampus tercinta. Dilanjutkan dengan menerapkan Zero Main Concept, dimana setiap orang berkumpul dengan kelompoknya lalu diarahkan untuk mendefinisikan apa itu isu, dan manajemen isu.

Materi kedua yaitu tentang Rekayasa Sosial yang dimoderatori oleh Ka Aziz dan dibawakan oleh Bang Adam. Bang Adam mengawali materi dengan bercerita sekilas tentang dirinya. Beliau merupakan anggota DPR termuda di salah satu parpol.

Selanjutnya Bang Adam menjelaskan bahwa Mahasiswa UNJ merupakan pergerakan Mahasiswa di daerah Jakarta, dan pergerakan Mahasiswa saat ini telah digembosi. Rekayasa adalah suatu hal yang palsu, atau tidak asli. Dan Rekayasa Sosial Adalah bagaimana masyarakat mengikuti apa yang diikuti si perekayasa. Rekayasa dibentuk negara agar masyarakat mengikuti apa yang diinginkan negara. Bang Adam juga menjelaskan tentang sarana dan fasilitas rekayasa, yaitu Perorangan/Fikur, kemudian kelompok atau komunitas, media cetak atau elektronik. Dampak dari rekayasa diantaranya tertutup yang mana yang asli dan rekayasa, krisi kepercayaan, dan saling curiga mencurigai.

Acara PKM UNJ 1 ini ditutup dengan pembagian kelompok kembali dan pembacaan tugas. Acara PKM UNJ 1 pun ditutup dengan doa.

Salam.
#MahasiswaHarusBergerak
Putri Humairoh (Ekonomi dan Administrasi, FE UNJ 2013)
Kelompok 3