Tulisan ini kupersembahkan untukmu... Matahariku..



"Mahariku, andai kamu ingin tau sejenak tentang hatiku, mungkin semuanya tidak akan semulus itu. Andai aku berontak dan pergi jauh darimu saat aku tau kamu menyukai yang lain, mungkin tak secepat itu kamu mengambil keputusan untuk melakukan penembakan. Andai aku mau untuk sedikit menunjukkan gejolak hatiku padamu, mungkin tak semanis itu ceritanya.

Aku tidak ingin kamu terganggu dengan keegoisanku, kamu berhak memilih. Dan pilihannya bukanlah aku.."


Bagian tersakit x.x


Hehe.. Hay Sun!! Tulisannya lagi on going ya, baru 28 halaman dan masih setengah perjalanan. :')

Allah, bukan maksudku membuatMu cemburu...


 
Agaknya, aku terlalu berlebihan memandang pria itu, sampai-sampai aku lupa ada Dzat yang Maha Sempurna yang menciptakan dia..

Agaknya, aku terlalu berlebihan menyalahi kejadian dimasalalu, dan ingin rasanya kembali untuk memperbaikinya, sampai-sampai aku lupa bahwa Dia telah memberi hikmah yang luar biasa atas kejadian itu.

Agaknya, aku terlalu berlebihan menginginkannya untuk kembali, sampai-sampai aku lupa untuk memintanya saja pada Sang Pemilik Hati.

Agaknya, aku terlalu berlebihan memikirkan pria itu sepanjang malam, sampai-sampai aku lupa bahwa Dia senang menungguku untuk bersujud di sepertiga malamNya.

Agaknya, aku terlalu berlebihan menceritakan pada orang tentang pria itu yang sangat menawan menurutku, sampai-sampai aku lupa untuk bersyukur padaNya karena sampai hari ini tlah Ia limpahkan nikmat dan karunia yang sangat luar biasa kepadaku.

Agaknya, aku terlalu berlebihan menunggu pria itu membalas pesanku, sampai-sampai aku lalai bahwa telah masuk panggilan dariNya untuk melaksanakan ibadah sholat wajib.

Agaknya, aku terlalu berlebihan memajang photo pria itu diwallpaper HPku, sampai-sampai aku lupa untuk melihat keagunganNya.

Agaknya, aku terlalu berlebihan mengulang-ulang membaca riwayat percakapan dengan pria itu, alhasil membuat kegalauanku datang lagi, hmm sampai-sampai aku lupa untuk membaca Surat Cinta dariNya, padahal sudah pasti ketenangan akan kurasakan.

Agaknya aku terlalu berlebihan memikirkan dan merenungkan betapa baiknya pria itu padaku, sampai-sampai aku lupa bahwa ada Dzat yang Maha Baik yang selalu ada untuk kita bagaimanapun keadaannya.

Agaknya, aku terlalu berlebihan menerka-nerka arti dibalik secuil perhatian pria itu padaku, apa dia suka padaku atau tidak?.. sampai-sampai aku lupa bahwa ada Dia yang Mencintaiku selalu tanpa keraguan dan tak perlu diterka-terka..

Agaknya, aku terlalu berlebihan saat kesulitan datang padaku, dan yang kucari adalah pria itu, padahal belum tentu dia bisa membantu. Dan kita lupa bahwa ada Dia sebaik-baiknya Penolong dan Pelindung, yang tanpa kita cari, Dia selalu ada..

Agaknya... aku terlalu berlebihan menginginkan pria itu kelak akan menjadi jodoh ku, sampai-sampai aku lupa bahwa sebaik-baiknya Perencana adalah Dia Sang Penguasa Hati, dan mungkin saja Dia kan berikan yang lebih baik untuk ku.

Ah.. Nampaknya aku telah membuat Rabb-ku cemburu. Aku telah mencoba menduakanNya dg rasa cinta yang belum sepatutnya hadir.
Pantas selama ini aku tak dapatkan ketenangan seutuhnya, karena aku telah menggantungkan harapan tertinggi terhadap manusia.

Aku ingin dapat yang terbaik untuk hidupku, tapi mendekat kepada Yang Maha Memiliki saja enggan.

Ah.. rasa-rasanya ingin kusudahi semua ini.
Rapatkan dan kuatkan azzam dalam hati.

Tak ingin lagi kubuat Rabb-ku cemburu :')

Gaza... Andai Engkau Dapat Berbicara..

Gaza, Andai Engkau Dapat Berbicara...

Gaza, andai engkau dapat berbicara tentunya kau akan begitu marah kepada para zionis biadab yang meluluh lantahkan negaramu.
Gaza, andai engkau dapat berbicara tentunya kau akan berbicara untuk jangan biadab itu sakiti anak-anak kecil tak berdosa, para pemuda yang mengorbankan hidupnya demi syahid, para ibu yang selalu berusaha melindungi dan memeluk anaknya agar tak kena peluru yang kan menyakiti mereka, atau para ayah yang kiranya berusaha keluar dari rumah mereka sekedar untuk mencari sepotong roti untuk keluarganya..
Gaza, andai engkau dapat berbicara tentunya kau akan bilang bahwa kau adalah tanah Islam, Al-Aqsha ada didalam engkau, dan andai kau bisa memeluknya, kau pasti akan memeluk Al-Aqsha dengan begitu eratnya..

Gaza, kau benar.. Kau sudah mengatakan nya..
Para mujahid di Gaza yang rela syahid demi mempertahankan wilayah nya.
Anak-anak kecil yang begitu berani nya menantang tank-tank berpeluru, padahal mereka hanya bersenjatakan sebuah batu dikepalan mereka.
Para pemuda dan remaja yang selalu menyerukan Takbir dan melantunkan Ayat Suci Al-Quran, dan mereka begitu berani pamit kepada ibunda mereka untuk menantang para zionis biadab itu..

Gaza, tak terhitung lagi berapa nyawa yang berjatuhan dimedan perang melawan para zionis biadab itu, hanya demi melindungi bumi Allah tersebut..
Gaza, tak terhitung lagi nyawa yang berjatuhan akibat kelaparan yang berkepanjangan akibat sulitnya akses masuk kewilayahmu untuk para relawan yang begitu peduli padamu..

Gaza, kau seakan menampar dengan sangat kencangnya kepada kami yang hidup dinegeri yang aman..
Ketika para remaja hidup serba bermewahan menghamburkan uang orang tuanya, kami tahu para remaja disana tiadalah ruang untuk sekedar menikmati baju yang layak pakai.

Ketika para remaja disini dengan tidak berdosa nya membuang makanan atau mengabaikan makanan yang disediakan hanya dengan alasan "Gak selera makan", kami tau kalian disana untuk memenuhi makan sehari sekali pun tidak, karena jatah makanan hanya datang 3x dalam sebulan, atau ketika ada pembagian sepotong roti, para anak-anak begitu senangnya berlari mengambil roti tersebut, lalu setelah itu apa? Lalu setelah itu para zionis biadab tersebut menembak mereka yang sedang memegang roti kering.

Ketika para remaja disini sibuk menangis, merenungi nasib, mengutuk keadaan hidup, ditemani lagu-lagu galau andalan, mereka seolah-olah menjadi orang yang paling tidak berdaya didunia ini, tapi kami tau para remaja disana tak henti-henti melantunkan ayat suci Al-Qur'an, dan tak henti-henti mengulang hafalan mereka.. Sungguh tiada waktu kosong bagi mereka, tiada waktu untuk merenungi nasib atau mengutuk keadaan.. Memperbanyak doa dan memperdalam hafalan Surah lebih baik bagi mereka..

Gaza, tekanan dan serangan tak henti-hentinya diberikan zionis biadab itu kepadamu.
Tapi tak pernah sekalipun kau menyerah pada mereka dan meninggalkan wilayahmu, hanya karena satu alasan, wilayahmu adalah wilayah suci umat Islam. Hanya karena satu alasan, Al-Aqsha ada disana dan kau harus melindungi dan mempertahankannya dari tangan zionis biadab itu. Hanya karena satu alasan, wilayah mu, adalah wilayah milik Allah, amanah dari Allah, dan tak pantas para zionis biadab itu merebutnya darimu..

Gaza..
Kami tau kalian tidak diam saja..
Terbunuhnya 3 pemuda Yahudi Israel di salah satu desa diwilayahmu, seakan menjadi angin segar bagi kami saudaramu.
Tapi apa yang dilakukan zionis biadab itu saat mereka tau 3 pemuda YAHUDI tewas ditanganmu?
Ya.. Mereka menuding Hamas adalah biang keladinya, mereka menggembar-gemborkan berita ini hingga menjadi Breaking news keseluruh dunia, seolah-olah mereka lah yang tersakiti, terintimidasi. Hingga Bapak Barack Obama, presiden AS juga mendukung zionis biadab untuk segera mencari siapa yang membunuh 3 pemuda Yahudi, dan menghukum nya dengan hukuman yang paling berat..

Gaza..
Kami yakin pertahanan mu begitu kuat..
Sekuat keyakinanmu kepada Allah yang akan melindungi mu..

"Cukuplah Allah sebagai penolong bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik pelindung (QS Ali Imron : 173)"

Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya..

Semoga Allah mensyahidkan kalian dan menghidupkan kalian kembali di padang Mahsyar dengan keadaan yang paling baik..
Semoga Allah memasukkan kalian para mujahid kedalam syurga-Nya tanpa hisab..
Semoga Allah pertemukan kembali kalian didalam syurga-Nya dengan keluarga atau sahaabat kalian yang mati dimedan perang..

Hanya doa tulus yang dapat kami berikan..
Doa yang tak dipunyai oleh para kafir itu..

''Allahummansur ikhwaanina al Muslimiin, wal Mujahidiina fi Falistiin, fi Gaza, wa fi kulli makaan wa kullii zamaan..''

"YaAllah, bantulah saudara-saudara kami yang beragama Islam dan para pejuang di Palestina, di Gaza, dan di seluruh tempat dan masa"


Aamiin Allahuma Aamiin..

Bintang Sirius... My Best Friends :)

Bintang Sirius.


Siapa yang mengetahui tentang sirius? Bintang yang selalu ada dilangit dan senantiasa menyinari bumi ini sepanjang malam setiap hari. Bintang ini tiada pamrih, selalu ada dilangit. Bersinar. Sepanjang malam. Berkeliling mengikuti rotasi bumi.
Ia selalu ada, namun sering terabaikan.

Bintang Sirius, mengapa engkau begitu kuat menyinari bumi sepanjang malam? Walau dengan kesederhanaan mu kadang engkau terabaikan. Semua orang seolah tak menyadari keberadaan engkau. Padahal kau selalu ada dilangit, selalu bersinar, selalu berputar mengitari bumi. Namun kutanya, mengapa engkau begitu ikhlas membiarkan semua orang mengabaikan mu dan malah menantikan bintang-bintang yang lain?
Kau begitu sederhana. Kembali kuulang. Kau begitu sederhana. Kau selalu ada dilangit. Selalu bersinar. Dan selalu berkeliling mengitari bumi.

Namun semua orang mengabaikan itu semua. Mereka nampaknya lebih sibuk menantikan bintang-bintang yang lebih elok darimu, lebih istimewa darimu, atau lebih terang darimu. Mereka menghitung tahun demi tahun. Bulan demi bulan. Hari demi hari. Jam demi jam. Menit demi menit. Bahkan hingga mereka menghitung dentingan detik hanya untuk menunggu bintang yang hanya sesekali hadir untuk memberikan keelokannya, semua orang begitu senang melihat bintang yang katanya "langka" dan selalu ditunggu-tunggu, mereka berjuang demi itu. Lalu tak berapa lama, bintang itu kembali hilang. Dan semua orang kembali menunggu bintang-bintang istimewa akan hadir lagi.

Sirius, apa kau tak cemburu? Kau sekuat tenaga mengeluarkan segala energi yang diberikan matahari kepadamu hanya untuk menyinari bumi ini sepanjang malam, namun tak seorang pun peduli padamu?
Kau mengeluarkan energi itu sepanjang malam dan tak seorang pun mengistimewakan mu?
Apa kau tak sadar kehadiran mu sepanjang malam setiap harinya membuat semua orang 'bosan' padamu? Apa kau tak sadar kehadiranmu sepanjang malam setiap harinya seakan mengecoh mereka yang menantikan bintang-bintang yang istimewa, namun nyatanya mereka hanya melihat engkau?

Sirius, kembali kutanya padamu. Mengapa engkau begitu ikhlas? Mengapa engkau begitu kuat? Mengapa engkau begitu sabar? Mengapa engkau tak sedikit pun marah kepada kami? Padahal bisa saja kau menghilang pada malam hari dan membuat bumi ini menjadi gelap. Lalu setelah itu, semua orang akan mengingatmu, dan menantikan kehadiranmu seperti mereka menantikan bintang-bintang istimewa yang lain.

Namun mengapa tak kau lakukan itu? Biar semua menyadari kehadiranmu, membutuhkanmu, dan memintamu untuk kembali bersinar menyinari bumi.

Sirius... Beri aku jawaban..

Sirius.. Malam ini kusempatkan diri untuk menengok keluar jendela. Kau tetap ada disana Sangat cantik bila aku terus memandanginya. Kadang kau berkedip lalu bersinar, hihi apa kau ingin bermanja denganku Sirius?
Ku terus melihat mu dari bawah jendela kamar ku. Kau indah. Sungguh kau indah. Keikhlasanmu untuk menyinari bumi sepanjang malam lah yang membuatmu begitu indah. Tak terbayang olehku apabila kau tiba-tiba menghilang dan hanya ada awan gelap yang ada dilangit malam..

Sirius.. Kini ku tau jawaban nya, Kau selalu ada karena kau tau itu lah tugasmu. Tugas mu yaitu menlanjutkan cahaya matahari untuk bumi, dan menyinarinya sepanjang malam..

Tapi Sirius, namun mengapa kadang aku tak melihatmu saat cuaca malam hari begitu mendung dan hanya awan gelap yang ada disana?
Apa itu artinya kau sedang kelelahan dan men-charge energimu?
Atau kau sedang ada dibelahan bumi yang lain?
Ya. Benar. Kau mungkin sedang menyinari belahan bumi yang lain. Memandangi setiap rumah yang tertutup dan enggan melihatmu, atau hanya sekedar memandangi para pendaki gunung yang sedang melanjutkan perjalanan untuk mencapai puncak.

Aah Sirius. Kau istimewa. Lebih istimewa dari yang aku bayangkan.
Ku selalu menyukai sunset, karena saat sunset hadir itu artinya aku akan bertemu dengan engkau?

Aah. Sirius.. Ternyata kita teman baik. Janganlah sungkan untuk bermanja denganku saat kau kelelahan. Karena aku pun akan lalukan itu juga padamu

Sirius... Ajari aku menjadi sekuat dan seikhlas dirimu. Kau yang selalu ada dan bersinar, namun terabaikan. Namun aku tak sekuat dirimu. Aku kadang ingin menghilang dan membiarkan semua orang mencariku. Namun aku belajar darimu. Itu bukan ikhlas namanya. Itu nggak kuat namanya. Aku harus mengerti tugas ku, dan aku laksanakan dengan sepenuh hati.

Aah. Sirius... Kau lah teman baikku..

Sirius.. Bintang yang sangat istimewa bagiku..
Terimakasih malam ini tlah kau ajarkan padaku tentang arti keikhlasan dan pengabdian..

Kau tau, sinar yang kau berikan kepada bumi sepanjang malam, akan membuat mu perlahan hilang dan tenggelam dibawa kegelapan.
Namun kau tak sedikitpun mengurangi energi mu untuk bumi. Kau tau kau akan menghilang dengan cepat. Namun kau tak pedulikan itu. Kau mengerti tugasmu, dan kau lakukan sepenuh hati.
Kau yakin saat kau menghilang, setidaknya hidupmu tak sia-sia. Kau telah melaksanakan tugas mu sebagai bintang dengan amat baik..

Aah Sirius... Kau membuat aku malu. Aku tak ada apa-apanya dibandingkan dirimu..

Terimakasih untuk malam-malam indah yang kau berikan kepadaku. Menyinari tapak kaki ku saat aku pulang larut malam. Menyinari perjalanan ku yang sangat sederhana ini.

Ajari aku menjadi seikhlas dan sekuat dirimu..

Bintang Sirius... Terimakasih... Malam ini penuh makna..

Dan kau bersinar dengan begitu terangnya.

Aah Sirius.. Kurasa kita telah bersahabat..



[Dibawah jendela kamarku, ku menemukan pelajaran yang amat luar biasa, dari sebuah bintang yang telah menjadi sahabatku..Bintang Sirius]


Indahnya Berbagi :)

Pengalaman baru hari ini adalah Membagi-bagikan takjil kepada pengguna jalan sekitaran pemuda bersama teman-teman tarbiyah.

Banyak sekali pelajaran yang didapat. Berhadapan langsung dengan berbagai karakter orang dari profesi yang berbeda pula.

Awalnya malu. Tapi kutanya pada diri sendiri. Mengapa harus malu dalam berbuat kebaikan? Maka aku pun mulai bergerak. Mendatangi setiap pengguna motor yang tentu saja belum pernah saling mengenal.
"Silahkan mas takjilnya.."
Itulah kalimat andalanku, dibarengi dengan senyum nan menawan dariku *lah*

Bagaimana dengan respon mereka? Hm.. Kalian tentu bisa membayangkan nya sendiri. Ada yang menerima dengan senang hati, ada yang cuma bengong namun tetap menerima, ada pula yang menolak.
Rasa lelah membawa takjil dari kampus hingga perempatan Rabbani seakan hilang saat mereka mau menerima nya, apalagi kalau mereka menambahinya dengan mengucap "Terima Kasih mba.. Semoga Allah yang membalasnya"
Waah ternyata memang benar. Berbagi itu sungguh indah. Keramahan orang Indonesia pun seakan melengkapi kebahagiaanku sore ini..

Hari ini aku mendapatkan pengalaman yang mungkin bagi sebagian orang biasa saja, tak ada yang istimewa. Namun bagiku, ini adalah pengalaman istimewa yang tak mungkin kudapatkan apabila aku hanya berdiam diri dirumah menikmati takjil untuk diriku sendiri.

Mungkin menurut yang lain ini berlebihan. tapi bagiku tidak, setiap detik adalah waktu untuk belajar. setiap tempat bisa jadi sekolahnya. dan setiap orang bisa jadi gurunya.

Masalahnya, mau atau tidak kita belajar dari semua itu?

Terimakasih tarbiyah, kau berikan aku kesempatan melakukan satu langkah kecil ini.

Seharusnya Kita pun Harus Juga Bercermin..

Sulitnya jadi calon pemimpin, omongan sekata pun tak boleh salah, kalau salah siap-siap saja menerima sindiran dan meme yang menyindir.

Susahnya jadi calon pemimpin, selangkah pun kaki tak boleh salah, kalau salah siap-siap saja disebut pencitraan.

Susahnya jadi calon pemimpin, setitik aja salah pasti dalam sedetik banyak orang akan mengkritik.

Jadi kita itu mau nya apa? yang sempurna? yang tak pernah berbuat salah? yang tak pernah salah berucap? apa yang dituntut?
keadilan rakyat? kita nya sudah adil belum ya?
pengurangan kemacetan? kita nya udah berkontribusi banyak belum ya untuk mengurai kemacetan?
meningkatkan perekonomian? kita nya sudah mulai membeli produksi dalam negeri belum ya?
kualitas pendidikan? hmm kitanya sudah belum ya memperbaiki kualitas pendidikan diri kita sendiri? masih value oriented atau proccess oriented?

duh duh duh, sungguh kita harus sadar yang bekerja untuk negara ini bukan hanya presiden, wakil presiden, beserta para jajaran nya saja. Namun kita pun juga bekerja untuk perbaikan negara ini.
Buat apa pemerintah membuat peraturan dengan sebegitu apik nya tapi rakyatnya tidak serta merta menaatinya. Well, mungkin masih menganggap hukuman atas pelanggaran yang dikenakan terlalu ringan kali ya

Hmm kalo bicara tentang korupsi, duh duh duh agak menjelimet sih ya. Para pejabat dengan enaknya 'memakan' hak para rakyatnya. Udah deh, urusan nya sama KPk dan kepolisian, terlebih urusan nya mereka dengan Tuhan nya.
Tapi haruslah kita apresiasi, mungkin masih ada para atasan kita yang benar-benar amanah. wallahu a'lam, kita doakan saja.

Indonesia, Indonesia... Negara yang begitu elok dan sedap dipandang mata.
tapi didalam nya masih banyak orang-orangnya yang mencari dan sibuk mencari kesalahan yang lain.
Si rakyat bilang ini gara-gara pemimpin nya, birokrasinya, dan bla bla bla.
Si pemimpin bilang peraturan sudah dipermudah, rakyatnya yang masih melanggar, dan bla bla bla.

Terlalu banyak mengomentari, riya deh jadinya memandang dirinya yang paling benar.
Mbok ya akur gitu loh, sama-sama saling koreksi diri.
Kalo semuanya saling bersinergi kan enak. Makan nya sama-sama nasi ko, sama-sama terbuat dari tanah ko, sama-sama manusia ko. Yang membedakan cuma apa amanah didunia ini.

saya gak ngomong kalo rakyat gak boleh komentar loh ya, wong ini negara demokrasi. cuman, cobalah telaah dulu apa masalah nya. Jangan salah dikit dikomentari, jalan sedikit dikomentari, yang kita pilih ini juga manusia, bukan malaikat.

Sama-sama bersinergi dan berkontribusi sepertinya lebih baik, asal sama-sama mengerti apa amanahnya.

yang kita pilih manusia ko bukan malaikat, jadi kalem aja bro sis

*curahan hati seseorang yang awam dalam politik

HUJAN


Hujan..
Betapa mengagumkannya engkau
Betapa indahnya engkau
Betapa semua orang selalu menantikanmu agar mereka dapat meluapkan kesedihannya padamu

Hujan..
Kadang aku berfikir
Betapa tetesan air yang turun dari langit seakan mewakili perasaan hati yang bersedih
Betapa gelapnya awan seakan menghatarkan kita pada keadaan hidup yang begitu kelam

Hujan..
Ku tau kau indah
Ku tau kau mengagumkan
Ku tau kau begitu mengagumkan
Namun mengapa? Mengapa hanya terfikir kesedihan ketika engkau hadir?
Mengapa aku harus menantikan pelangi untuk menikmati keindahan yang lain?

Aku bilang kau indah
Aku bilang kau mengagumkan
Namun tanpa ku sadari
Aku telah larut dalam derasan air yang turun ketanah
Tanpa aku mengadahkan wajah ke atas
Tanpa aku memejamkan mata saat tetesan air membasahi wajah
Tanpa aku menikmati derasnya hujan yang memaksa aku berteduh

Hujan..
Kadang ku ingat masa kecil
Saat begitu bebas bermanja denganmu
Saat begitu lepas ketika derasnya air membasahi wajah ku
Saat aku tak perlu berteduh

Hujan..
Telah berdustakah aku padamu?
Telah berkhianatkah aku padamu?
Telah berbohongkah aku padamu?

Hujan....
Aku rindu
Aku rindu saat tak perlu ada kesedihan yang ku ingat saat kau datang

Hujan..
Aku ingin kembali pada masa itu

ALAM

Alam

Kadang kita harus berusaha keras mengadahkan wajah ke atas
Untuk melihat betapa indahnya alam ini ada

Kadang perlu menarik sedikit kebiasaan malas
Untuk sekedar meresapi keindahan alam

Alam ini begitu luas, begitu hebat, begitu indah, dan begitu menarik.

Jangan melulu bermimpi keujung dunia unt menikmati keajaiban dunia, namun coba lah sejenak menengok kearah yang lebih dekat.. Resapi.. dan nikmati..

Alam ini sudah Allah sediakan untuk kita, semua indah tiapa batas.. Resapi.. Nikmati.. Syukuri..

-Putri Humairoh

15/06/2014
Pulau Onrust

Photo was taken by Diah Yulia

Bagaimana aku dikenang?

Tiba hari disaat aku harus mengingat akan tempat aku kembali. Ketika aku melangkahkan kaki menyusuri tempat peristirahatan terakhir semua orang. Disini lah semua terbaring dengan damai. Tiada yang tau percis apa yang mereka satu persatu lalui ketika mereka hidup. Tak ada yang tau percis siapa yang dulu nya kaya dan siapa yang dulunya sederhana. Tak ada pula yang tau percis apa pekerjaan mereka selama hidup, adakah yang profesinya sebagai dokter ataukah hanya sekadar tukang loper. Tak ada seorang pun yang benar-benar mengetahuinya. Namun apapun itu, mereka sungguh memiliki tempat. Dan perbedaan derajatnya disisi Allah hanyalah amal kebaikannya.

Ku terus telusuri tempat ini. Mulai terlihat perbedaan. Perbedaan yang terlihat dari perawakan tempat mereka. Ada yang begitu rapih, bersih, dan penuh bunga seperti layaknya rumah yang sangat nyaman. Ada pula yang begitu tak terurus,namun sungguh itu bukan mau mereka. Ini diluar kehendak mereka. Orang-orang yang masih hidup, dan yang mengenangnya lah yang melakukan itu. Tapi bagaimana kah mereka dikenang? Itulah pertanyaannya.

Ku lanjutkan perjalananku. Tak terasa pelipis mataku sudah panas seperti akan meneteskan air mata kesedihan. Aku bergeming, Semua orang akan kembali. Semua orang akan kembali. Semua orang akan kembali. Dan aku, aku juga pasti akan kembali. Hanya itu yang aku tau. Kapan, bagaimana, atau seperti apa caraku kembali padaNya? Wallahi hanya Allah Yang tau.
Namun tak kuasa ku derai air mata kala kulihat diri ini. Masih kotor. Masih kurang baik. Masih tak pantas untuk memasuki syurgaNya. Mungkin begitulah penilaianku pada diri ini. Aku tak kuasa menahan lagi air mata ini. 18 tahun sudah aku hidup didunia ini. Lalu apa yang sudah aku perbuat untuk.... diriku sendiri? Orang tuaku? Sanak saudaraku? Sahabat-sahabatku? Masyarakat disekitarku?

Dan yang paling penting.... Sungguh apa yang telah aku lakukan untuk Allah ku?

Belum. Belum cukup. Belum sempurna.

Rasanya tak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan ini. Pertanyaan disertai penyesalan ini seakan mengintaiku. seakan meminta tolong padaku untuk segera terjawab.

Katanya aku ingin masuk syurga, katanya aku mau menjadi hamba Allah yang taat, katanya aku ingin membahagiakan orang tua, dan katanya aku ingin bermanfaat untuk orang banyak? Katanya.... katanya.... katanya....

Namun kenapa? Kenapa pertanyaan begitu saja aku tak mampu untuk menjawabnya? Apa itu berarti aku belum melakukan apa-apa untuk menggapai yang katanya tadi. Namun tidak. Aku sudah melakukannya, namun belum cukup, belum sempurna. Aku akan memperbaikinya. Aku akan membuat itu cukup dan sempurna.

Namun bagaimanaaa? Bagaimana bisa diri ini seperti itu? Kalau perasaan malas untuk beribadah dan membantu orang lain saja masih dengan senang hati kuturuti.
Aku tidak bisa terus seperti ini.

Semua orang pasti akan kembali, aku pun pasti akan kembali.
Namun, bagaimana aku dikenang dan bagaimana tempatku nanti disisiNya itulah menjadi pertanyaaan nya.

Pertanyaan yang harus aku buat sendiri jawabannya.

Bismillah

#PH
28.06.2014


YaAllah, mengapa baru tahun ini hati ku begitu sedih menyambut Ramadhan-Mu?

YaAllah, mengapa baru tahun ini hati ku begitu sedih menyambut Ramadhan-Mu?

Ramadhan. Bulan penuh berkah dan penuh ampunan. Tiap detiknya adalah doa, tiap perbuatan nya adalah ibadah. Tiada bulan seindah Bulan Ramadhan. Bulan pengampunan. Bulan saat diikatnya syaitan-syaitan penggoda manusia. Bulan saat yang telah berpulang kembali kerumah. Bulan saat semua begita terasa kebersamaannya.
Ya.. Semua umat muslim didunia menyambut dan merayakannya dengan penuh suka cita. Semua sibuk menghitung mundur berapa hari lagi Ramadhan akan datang. Semua sibuk berbenah diri.
Namun aku? Harus kuakui aku begitu sedih, Bulan ini terlalu indah. Jujur saja, tahun ini ada tahun perjalanan spiritual ku yang paling terasa. Perubahan demi perubahan telah kulakukan. Tentu saja perubahan ini adalah wujud kecintaanku pada Rabb-ku. Perubahan ini cukup mudah untuk kulakukan, tapi tentu saja berat untuk dipertahankan

Kurasakan indahnya lingkaran dakwah dalam mensyiarkan agama-Nya, keramahan dan kelembutan setiap insan yang ada didalamnya. Bersama memperjuangkan agama-Nya dalam lingkaran dakwah ini. Sungguh. Ini keluarga. Sungguh. Aku nyaman berada disini. Sungguh. Allah menjodohkanku pada mereka. Dan sungguh. Aku akan terus berada disini. Aku bahagia. Inilah kedamaian yang aku cari selama ini.

Perjalananku bukan hanya sampai disitu. Setahun kebelakang ini juga lah aku mengenal hal-hal indah dalam Islam: Al-matsurat, Hijab, Jilbab, Dakwah, Dan semua hal baru yang aku temui. Sekali lagi aku katakan, Aku senang berada disini.

Sahabat-sahabat yang begitu shalih dan shalihat seakan menjadi motivator ku untuk terus memperbaiki diri. Kata-kata yang dulu begitu asing, kita menjadi sangat akrab denganku, kata-kata itulah adalah bahasa Arab, misalnya Barakallah, Jazakillah, Syukron, Afwan. Sungguh ini menarik. Aku tertarik untuk terus mempelajarinya. Mereka yang senantiasa membiasakan kata-kata itu padaku.

Semakin aku mengenal Islam, semakin aku belajar tentangnya.
Ramadhan. Inilah yang ingin aku lebih kenal lagi. Kalau selama 17 tahun aku hidup, aku hanya mengenal Ramadhan hanya sebatas bulan puasa, Lailatul Qodr, setelah itu lebaran. Ya. Aku jujur. Sesederhana itu. Tidak ada yang begitu menggetarkanku.

Namun kini, saat aku lebih mengenal Ramadhan. Sungguh aku tak kuasa untuk menyesali semua yang telah aku lalui pada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya.
Jadi?? Aku?? Dulu?? Telah?? Menyia-nyiakan waktu ku di bulan Ramadhan??

Aku menangis. Iya benar. Aku menangis. Aku menyesal. Ternyata hidupku begitu merugi, sia-sia. Aku terlena. Terlena dengan indah kenikmatan duniawi. Aku terlena.

Sekali lagi aku menangis. Aku sedih.

Namun harus aku sadari, Aku bahagia. Satu tahun kebelakang ini adalah masa pencarian ku akan hidayah-Nya.
Aku senang berada dalam lingkaran dakwah ini. Aku senang bertemu dengan orang-orang yang sangat hebat. Aku senang menjalani amanah-amanah dakwah yang dapat mendekatkanku pada Ilahi..

Aku pun menghapus airmataku.
Tak lagi aku menangis. Allah begitu baik padaku. Wallahi, Aku mencintai-Mu.

Jadiiii, jika kau tanya masihkah aku bersedih? Aku kan menjawab tidak.

Allah telah menjawabnya. Satu tahun perjalanan ini adalah jawabannya.

Bismillah.

Marhaban Ya Ramadhan

"Ditulis orang pembelajar yang sangat ingin tahu akan segala hal, hingga akhirnya dia "terjebak", "terjebak" dalam hal yang begitu ingin ia tau. Islam. Dakwah. Ukhuwah. Ia terjebak didalamnya, dan ia bahagia" - Putri Humairoh

28.06.2014

" INTERMEZZO POLITIK "

"INTERMEZZO POLITIK"

Kalo ada berita dari detik(dot)com tidak lain tidak bukan condong kepada Capres No.2,, kalo buka vivanews(dot)com lebih condong ke Capres No.1..
Kita semua pun tau siapa yang ada dibelakang semua media tsb. Semua punya kepentingan masing2.
Namun kita? Tidak seharusnya mentah-mentah memakan semua berita yang disajikan. Coba dulu lah dikaji, paling ujung-ujungnya ketawa-ketiwi sendiri

Intinya sih ya, seperti kata para sahabat :
Jika ada 2 perkara baik, pilih lah yang paling baik.
Jika ada 2 perkara, yang satu baik dan yang satu buruk, pilihlah yang baik.
Dan Jika ada 2 perkara, dan keduanya buruk, pilih yang paling sedikit mudaratnya(keburukannya).

Nah, makin bingunggg kan?

So, nilai lah sendiri setiap personal capres dan cawapres, setelah itu timsesnya. Tak apa, ini hak kita. Tak usah takut untuk memilih. Ini saatnya rakyat menikmati pesta demokrasi.

Wallahu a'lam, siapapun yang nantinya terpilih, tentu itu sudah menjadi Takdir Allah, tugas kita adalah berikhtiar dengan memilih salah satu diantara kedua calon..

Yang harus kita ingat adalah, manusia mempunyai rencana. Para capres, cawapres, dan timsesnya juga punya rencana. Kita pun sebagai rakyat juga mempunyai rencana dan harapan thdp calon yang terpilih nantinya.. Tapi yang harus kita ingat adalah sebaik-baiknya Perencana adalah Allah SWT..

insyaAllah..

#NoCampaign
#NoGolput
#Ikhtiar saja

#PH
29.06.2014

Ku Pastikan Aku Tetaplah Aku yang Dulu...




Aku tetap Putri Humairoh.
Lalu apa yang berbeda?
Busanaku? Ya, tarbiyah yang memberitahu dan mengajariku untuk menjadi sebagaimana akhawat menjadi.

Kata-kata ku? Ya, tarbiyah yang mengajari ku untuk menjaga lisan ku. Apalagi dimedia sosial, satu kata diartikan seribu bahasa.

Teman-temanku? Ya, tarbiyah yang memperkenalkanku pada mereka. Orang-orang yang begitu hebat dengan kelebihan nya masing-masing.

Apa? Aku berubah?
Tidak.
Aku tetap Humairoh.
Tetap seorang yang biasa saja. Tak ada yang istimewa. Mereka lah yang begitu istimewa.

Jadi aku tetap berubah?
Tidak. Ku pastikan aku tetap lah aku yang dulu..


Anda Online, Saya pun Online. Tapi mengapa ?

Anda online, saya pun online. Tapi tiada yang memulai percakapan.

Beginilah kita sekarang? Saling menunggu salah satu nya menurunkan ego nya untuk mulai menyapa.

Beginikah kita sekarang? Tiada sapa, tapi selalu ada diberanda. Ingin ku bertanya, Hai, bagaimana kabarmu? Lama tak jumpa^^

Ah, rasanya terlalu rumit. Dulu mau menyapa tinggal menyapa, mau mengobrol tinggal mengobrol, mau minta tolong tinggal bilang.

Tapi sekarang?

Entahlah, ku rasa aku lebih baik offline.

#Curhatan untuk sahabat


Bintang ku | Bolehkah ku mengatakan Aku Rindu Padamu?



Tidak terasa satu tahun sudah kita berpisah. Ups. Berpisah? Sepertinya tidak seburuk itu. Hmmm Memperjuangkan mimpi kita. Ya. Seperti nya itu lebih baik

Baiklah, tidak terasa satu tahun sudah kita berjuang untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Rasanya... Awalnya terasa amat pahit saat perpisahan itu datang. Kita telah terbiasa bersama. Bertahun-tahun kita merajut kebahagian bersama. Dan kini tibalah waktunya untuk kita berjalan masing-masing.

Kuakui awalnya berat, amat berat. Tiap hari grup selalu ramai dengan chat-chat. "Yaampun. Aku kangen kalian. " tiap hari kalimat itu selalu ada. Entah aku yang mengatakannya, kadang-kadang engkau yang mengatakannya, atau siapapun.

Namun.... Akupun baru menyadari.. Sebulan. Dua bulan. Tiga bulan. Rasanya sangat berat.
Empat bulan.
Lima bulan.
Enam bulan.
Aku harus membiasakan diri.

Tujuh bulan.
Delapan bulan.
Sembilan bulan.
Nampaknya aku mulai terbiasa.

Sepuluh bulan.
Sebelas bulan.
Setahun.
.
..
...
....


Hey, aku tak bisa. Aku kangen kalian.
Kenapa sekarang semuanya sepi? Kenapa sekarang obrolan kita sangat kaku? Chat hanya sekedar menyapa, lalu menghilang. Chat hanya promo, lalu menghilang. Chat hanya kirim kata-kata atau taujih, lalu menghilang lagi.

Beginikah kita sekarang?
Setahun kita tak jumpa, apa semuanya telah berubah?
Aku yakin tidak. Pasti ada yang berbeda, bukan kita nya yang berubah.
Keadaan?
Tuntutan pekerjaan?
Status?

Terlalu klasik. itu semuanya hanya terlihat diluarnya saja. Tapi ku yakin hatiku, hatimu, tak ada yang berubah. Posisi masing-masing kita tak akan berubah atau tak akan tergantikan sedikitpun. Seberapapun banyaknya orang baru yang datang dalam kehidupan, ku yakin tak akan merubah sedikitpun tatanan hatiku. Mungkin ada yang berubah, tapi untukku tidak.
Sahabat tetap sahabat. Sebanyak apapun itu.

Bagaikan bintang dilangit sana, seberapun banyaknya bintang yang ada, langit akan tetap dapat menampung bintang-bintang yang baru.

Namun pertanyaannya, bintang mana yang sedang redup dan bintang mana yang sedang bersinar dengan terangnya??


Bintang mana yang sedang bersinar dengan terang benderang??