Guru?

Kalau kau ingin kaya harta, jangan coba-coba jadi guru.
Tapi jika kau ingin kaya hati, guru adalah profesi terbaik.

Aku senang melihat anak-anak yang antusias belajar. Bukan semata menunjukkan bahwa "Aku yang paling bisa." Tapi aku menganggap mereka adalah pejuang-pejuang.

Keluar dari rumah-rumah mereka untuk belajar bakda maghrib bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak millenial.
Kendati mereka tidak ada pekerjaan rumah untuk esok hari, mereka datang membawa pertanyaan-pertanyaan baru dan menantang diri mereka lebih dari sebelumnya.

Mereka ramai.
Ramai menghafalkan ilmu.
Saling bersahutan membenarkan jawaban.
Saling berebutan memilih "garapan" untuk mereka selesaikan.
Aku hanya perlu memancing, agar mereka tidak merasa sedang dicekoki.
Aku hanya perlu memfasilitasi, agar mereka tetap menikmati apa yang mereka ingini.

Aku jarang memaksa mereka untuk mengikuti alur sesuai bab-bab pelajaran.
Karena mereka sudah letih sebelumnya dengan gugu-an kurikulum.

Maka disini, aku lebih senangnya bertanya "Mau belajar apa kita hari ini?"
Kemudian mereka saling bersahutan, menjawab dengan mata pelajaran yang berbeda-beda.
Sekarang giliran aku yang kepusingan.
Maka solusinya ku berikan mereka umpan sesuai kesukaan mereka masing-masing.

Ramai? Pasti.
Tapi ramai begini lebih mengharukan daripada diam dan sibuk dengan gadget masing-masing.
Kalimat andalan untuk membuat mereka rapih kembali adalah yang ku kutip dari seorang pendongeng favoritku, Kak Nia.
"Lomba duduk paling rapiiih..."
Sedetik kemudian mereka duduk rapih dan fokus kembali.

Ah, aku tidak ingin membuat mereka terus-terusan belajar. Aku ingin bersama mereka dan membuat kita semua senang belajar.

Maka, aku tidak ingin mengingkari janji...
Apalagi mengkhianati senyum manis dan sumringah mereka kala aku datang dan kemudian mereka berkata.. "Kakaaaaak datang..."

Aku tidak ingin memberikan sisa-sisa semangatku, justru aku ingin mencharge semangatku bersama kalian.

Maafkan jika ku tak sempurna.
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kalian dalam menuntut ilmu.

Barakallahu fikum.

Tangga Istiqomah, Kita Semua Saudara

Tes..

Air mata tak terasa mengalir dipipiku.
Sekilas rasa iseng membawaku pada hamparan kisah masa lalu. Betapa jahilnya aku dulu. Walau hari ini pun, tidak ada yang menjamin apakah aku sudah lebih baik atau belum. Yang terpenting, aku hanya ingin memeluk hidayah ini.

Perjalanan yang tidak sebentar.
4 tahun setelah memulai mentoring, nyatanya kasat mata orang melihat aku begini-begini saja.
Jika ku ditanya, apakah statement itu benar? Jawabnya ya.
Tapi aku menikmati berusaha menjadi yang menikmati proses ini.

Tangga Istiqomah.

Begitu berat maknanya.
Aku pun tak kuasa menakar diri sudah sejauh mana.
Namun aku wajib merasa jadi orang paling bersyukur di dunia ini, karena Allah tempatkan Allah dilingkungan yang terbaik, penjagaan yang baik, usaha yang terbaik.

3,5 tahun yang lalu aku merajuk.
Apa gerangan yang mendasari para wanita berjilbab begitu tertutup? Sedangkan aku sudah nyaman sekali dengan jilbab paris, celana jeans, dan atasan yang biasa ku kenakan ke kampus.

Pertanyaanku:
Mengapa kami (aku dan akhwat berjilbab syari) itu berbeda?
Manakah yang lebih baik diantara kami?
Manakah yang sebenarnya lebih betul?

Jawabnya: akhwat berjilbab syari.

Dulu, aku sudah dikenalkan dengan mentoring. Namun hanya sebatas tahu bahwa itu adalah kumpul wajib bagi mahasiswa baru dengan kakak seniornya. Selebihnya, aku tak paham.
Maka, meninggalkan waktu mentoring dan menggantikannya dengan agenda lebih asyik (versiku) lebih aku senangi.

Hingga di satu titik.
Pertanyaan-pertanyaan diatas.
Dan banyak lagi pertanyaan aku tentang Agama ini...
Membuat aku kembali ingin mentoring.

Ya...
Setiap orang pasti memiliki cerita dalam lingkarannya masing-masing.
Begitupun aku...

Proses yang tidak sebentar hingga aku benar-benar menyadari bahwa mentoring yang kini ku kenal dengan liqo adalah asupan energi ukhuwah dan semangat setiap minggu.

Pertemuan dengan akhwat-akhwat luar biasa selalu aku rindukan.
Murrobiyah yang sabar, telaten, dan penuh ilmu selalu menjadi penyambung antara pertanyaan dengan jawaban kami.
Agenda-agenda upgrade diri selalu dirindukan.

Dan hari ini pun seterusnya...
Aku tidak ingin main-main lagi.
Segala nikmat ini mahal harganya, dan tidak dapat ditukar dengan berapapun rupiah.
Sebab proses ini bukan tentang banyaknya uang yang keluar, tapi berapa air mata yang jatuh untuk sekedar menguatkan bahwa... "Putri bisa. Putri harus istiqomah. Putri gak boleh nyerah. Terus semangat mencari kelompok liqo yang baru..."

Semua sahabat syurga yang aku temui dari kelompok satu ke kelompok lainnya adalah jua guru bagi kehidupanku.
Betapa mereka begitu jauh lebih tinggi kadar ilmunya dibandingku dan mereka tetap tawadhu menyimak.

Tak lupa perjumpaanku dengan murrobiyah-murrobiyah yang memiliki keahlian masing-masing jua menjadi inspirasiku atas segala ilmu dan perjalanan hidup luar biasa mereka.

Alhamdulillah...
Nikmat terjaga yang aku tidak tahu apakah bisa aku rasakan saat aku memilih untuk tetap sombong dan tak mau memperbaiki diri, tak mau melihat kekurangan diri, dan merasa paling benar tanpa landasan apapun.

Sebab segala sesuatunya tidaklah sempurna.
Kita memerlukan berbagai cermin untuk memperbaiki diri.
Salah satunya adalah orang-orang shalihah disekeliling kita yang menjadi wasilah untuk kita memperbaiki diri.

Tujuan kita adalah Allah SWT.
Orang-orang yang cinta pada Allah, rinduiNya dengan sepenuh hati, beribadah dengan sesungguhnya, menaati perintah dan menjauhi laranganNya adalah yang bisa kita tiru akhlaknya.

Teladan kita adalah Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang yang mencintai Nabi amatlah banyak, rasa cinta setiap orangnya berbeda. Namun, melalui orang-orang hang mencintai Nabi itulah kita bisa melihat akhlak baik Nabi.

Peluk erat sahabat-sahabat kita.
Tidak perlu dipermasalahkan perbedaan harakah kita.
Tidak perlu diperdebatkan Ustadz mana yang sering diundang pada kajian kita.
Karena sesungguhnya seluruh Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah adalah ijma kita.

Satukan persamaan, tanpa saling menjatuhkan.
Kita semua bersaudara dalam ikatan suci ukhuwah islamiyah.

Semoga jalan kita menujuNya mendapatkan ridho dari Allah SWT. Aamiin allahuma aamiin.

Al-Quran Adalah Obat Segala Penyakit, Udah Coba?

Al-Quran itu asy-syifa, obat, penawar dari segala jenis penyakit.
Percayalah. Yakinlah. Baik penyakit jasmani maupun penyakita rohani (hati).

Teman-teman pernah gak merasakan ketika lagi sakit kemudian intensitas membaca Al-Qurannya jadi lebih tinggi? Kalau iya, masyaa Allah ya. Allah kemudia memberikan kesembuhan atau mungkin mempercepat kesembuhan karena rahmat dari bacaan Al-Quran tadi.

Ada banyak sekali mukmin dan mukminat yang dekaaat sekali dengan Al-Quran. Dalam keadaan sehat maupun sakit, ghiroh membaca dan mentadabburi Al-Quran gak pernah menurun.

Tapi untuk sebagian kita, khususnya diri saya sendiri. Rasanya ada titik-titik atau moment-moment dimana iman sedang menurun, baca Al-Quran sesempetnya aja. Kemudian.... Allah beri sedikit sakit yang seolah-olah Ia berkata, "Ayo, kembali, baca Al-quran lagi, bicaralah padaku, dan akan Ku sembuhkan sakitmu.."

Ya..
Waktu saya mengalami kecelakaan, kondisinya bisa dibilang parah, butuh recovery yang lama. Dan saat itu Allah rangkul diri ini kembali. Hingga akhirnya, dalam waktu seminggu, luka-luka baret diwajah ilang dan gak membekas.
Obatnya: baca Al-Quran terus terus terus 😢 *sedih kalau inget

Atau kadang kala Allah uji kita dengan sakit-sakit kecil.
Beberapa hari lalu, jari tengah tangan kanan saya cantengan 😅 Kayanya ini pertama kali cantengan. Bingung juga sebabnya apa, karena biasanya cantengan terjadinya di jari kaki.
Lalu intropeksi diri, ah, minggu ini lagi euforia kelulusan, ah, ampe menurun banget tilawahnya.
Akhirnya googling cara nyembuhin cantengan. Disitu tertulis waktunya lama, berhari-hari.
Caranya jari yang cantengan direndam ke air hangat yang dicampur garam, tujuannya agar bakteri2nya keluar.
Oke saya ikutin, tapi.... selama proses rendaman jari itu, saya tilawahin, berdoa biar Allah kasih kesembuhan dengan cepat (sebab rasanya nyeri, hehe).
Anjurannya adalah 3 kali rendaman dalam sehari.
Maka, Qadarullah pada rendaman ke- 4, cairan didalam kulitnya berhasil keluar. Seketika langsung sembuh. Masyaa Allah. Allahu akbar. Ternyata ikhtiar rendam aja tidak cukup! Kita harus iringi dengan tilawah.

Dan yang terakhir, kejadian hari ini.
Ada 2 sariawan di bibir bawah saya. Teman-teman bisa membayangkan ya nyut-nyutannya hehe.
Kemudian saya membaca status seseorg yang bilang, qadarullah penyakit minus matanya hilang setelah terapi Dzikir Pagi atau Petang ditambah Al-Baqarah 1-50 yang dibacain pada segelas air kemudian ditetes dimata dan diminum.
Karena saya juga bermata minus, pingin nyobain.

Ternyata masyaa Allah, pada sore harinya, gak berasa lagi sariawannya. Alhamdulillah sembuh. Padahal tadi pagi masih nyeri, siangnya makan mie dan minum es.

Sungguh semua ini kuasa Allah. Takdir Allah.
Maksud saya menulis bukan untuk riya'. Apalah yang disombongkan dari makhluk penuh dosa ini.
Tapi kawan, ternyata Al-Quran ini mukjizat, petunjuk, rahmat, dan obat dari segala penyakit.

Jika suatu hari diri kita dirundung lelah, hati yang tak terarah, penyakit yang berdatangan, coba opsi pertama kita bukan dokter, tapi Al-Quran.

Insyaa Allah, dan atas izin Allah. Jika kita yakin, bertauhid. Maka Allah akan merengkuh kita dan perhalan menyembuhkan segala penyakit kita, dan menggantikan dengan nikmat iman kembali.

Mau? :)

Barakallahu fikum.
Teman-teman pasti punya cerita dengan Al-Quran yang jauh lebih dahsyat dari putri.

Semoga kita istiqomah, ya. Aamiin.

Challenge Menuju Jannah #1 Edisi Qurban

Assalamualaikum Wr.Wb

Hai hai Pembaca sekalian.
Bagaimana suasana menikmati Hari Tasyriqnya?
Alhamdulillah semoga kita selalu dalam kesyukuran yang tinggi.

Ngomong-ngomong tentang Idul Adha, kawan-kawan sekalian tahun ini atau tahun-tahun sebelumnya sudah pernah berqurban belum? 😊
Kalau belum, berarti kita samaan.

Tapi apa tahun depan pengen berqurban?
Pasti dong, insyaa Allah semoga Ia izinkan.
Lalu, sudah ada rencana keuangannya?

Kalau belum. Yuk kita niatkan dan tantang diri kita dengan #ChallengeMenujuJannah1 yaitu Resolusi berqurban tahun 2018!!!

Kita mulai dengan simpan uang kita sebesar Rp6.000/hari atau lebih di dalam celengan qurban.
Istiqomahkan gak ada bolongnya ya sampai Idul Adha tahun depan. Siaaaaap?

Insyaa Allah; jika diniatkan karena Allah, pasti ada jalannya. 6ribu sehari, itu kecil dan mudah bagi Allah 😊😊😊
Bismillah yuk.