Mimpi

Malam ini aku termenung.
Menyelami kertas-kertas bertuliskan impian dan citaku.
Sesaat sebelumnya, aku mendapat kabar tentang seorang kawan yang sedang melanglang buana dengan karirnya.
Sedang aku..
Ku lihat lagi baris tulisan tangan tak beraturan itu..
Dalam hati. Kenapa tak tuliskan mimpi seperti dia? Mengapa?

Lagi.
Berkhayal waktu akan kembali dan membawaku pada titik dimana aku memulai segalanya.
Tidak.
Aku sama sekali tidak bisa.
Berkali aku coba kelit angan itu, tak ayal hanya membuatku menitikkan air mata

Duhai Cinta,
Aku mohon untuk terus yakinkan aku pada cita yang aku tuliskan ini.
Sejak ia tercipta dan menjadi sebuah kalimat, aku telah yakin bahwa INILAH DIRIKU

Duhai Cinta,
Berkali aku harus menyadari untuk tidak hidup pada mimpi orang lain
Untuk tidak berjalan di belakang orang lain dan hanya jadi pengikutnya
Untuk tidak sekedar melakukan, tapi juga meresapi dengan cinta tiap tiap langkah dan gemulainya

Duhai Cinta,
Izinkan aku untuk terus istiqomah dengan apa yang telah terpatri disini
Meskipun ia tidak akan dilihat oleh dunia, tapi izinkan ia untuk tetap sampai pada Ridho Mu
Meskipun ia hanya berupa sentuhan-sentuhan lembut pada jiwa yang membutuhkan kehangatan, izinkan ia tetap mendapat contreng ibadah padaMu
Meskipun ia hanya tentang mengabdi pada tiap tapak negerimu, izinkan ia untuk tetap bisa menggema diudara syurgaMu

Duhai Cinta,
PadaMu ku titipkan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat heroik ini

Dari seorang yang sering dipertanyakan apa tujuannya
Dari seorang yang sering dipertanyakan apa prestasinya...

Izinkan ia untuk tetap tegar, kuat, serta tangguhkan pada perjuangan tidak main-main ini
Izinkan ia untuk terus bersahaja
Memberikan kursi-kursi istimewa pada orang-orang yang akan mendunia dengan jalan itu
Dan ia, kan yakin bilik rotan tempatnya mengajarkan ilmu tentang kehidupan adalah tempat singgah istimewanya

Manajemen Kaos Kaki, dan Manset untuk Muslimah


[Manajemen Kaos Kaki, dan Manset untuk Muslimah]
.
"Duh, kaos kaki hari ini gak ada yang bersih. Terpaksa deh pake kaos kaki kemarin (ups). 
Eh, atau beli baru, aja? Tapi minggu lalu baru beli.
Atau... gak usah pake? 
Dududuh. Astaghfirullah.
Ahaaa. Ini ada kaos kaki punya adek sekolah. Pinjem dulu ah, nanti sore baru nyuci semua kaos kaki."
-Dan Sabiya pergi dengan kaos kaki warna hitam berlambang pramuka.
.
Ukhty, pernah gak mengalami hal itu?
Pernah merasa seriiing banget beli kaos kaki bermacam model, warna, motif, dan bermacam harga?
Pernah?
Saya juga. Hehe. Sering.
Atau.
Pernah gak merasa laperrrr mata untuk beli manset berbagai motif yang lucu2 dan bahan? Pernah?
Saya juga. Hehe. Sering.
.
Tapi kok, di saat-saat kedua benda ajaib itu dibutuhkan. Kadang kala tidak ready untuk dipakai, yha? 
Atau ketika harus safar berhari2 dan kaos kaki yang tersedia cuma 2 atau bahkan cuma 1. 
Duh, jangan sampe ngalamin (lagi).
Dan akhirnya harus beli kaos kaki baru.
.
Nah, sebagai Muslimah yang sedang belajar berjilbab syar'i. Kaos kaki dan Manset tangan adalah 2 benda yang wajib kita punya.
Kenapa? Karena kita butuh untuk menutup kaki, dan punggung tangan kita dengan sempurna.
Kadang kala, kita (terutama saya) menyepelekan 2 benda tersebut. Merasa "gak apa-apa" kalau gak pake. Laaah, ujung-ujungnya gak nyaman sendiri kalau harus menjulurkan tangan (kalau gak pake manset).
.
Kaos Kaki dan Manset harus dijaga ketersediaannya.
Kenapa?
Karena seorang Muslim itu harus bersih.
Jadi, semua pakaian yang kita pakai jiga harus terjaga kebersihannya. 
Caranya?
Usahakan berganti kaos kaki setiap hari.
Usahakan manset dicuci setelah pemakaian 2-3 kali atau kena kotor.
Nah, dari hal sederhana ini. Sedikitnya kita sudah bisa menunjukkan bahwa muslimah itu senantiasa menjaga kebersihan dirinya.
.
Tips.
Manajemen kaos kaki dan manset itu penting, lho.
Masalah yang sering teejadi adalah "hilang pasangan". Hoaah.
Kalau udah gini, mau dipake juga gak bisa. Padahal masih bagus. Yha..
Maka dari itu, kita bisa memilih:
1. Mau dicuci setiap hari (cuci pake sabun, kucek, bilas, jemur berdampingan biar gak ilang)
2. Mau dicuci rapelan (beberapa hari sekali. Metodenya sama. Dan wajib dijemur berdampingan)
Nah, selain itu. Jangan coba2 mencampur nyucinya dengan baju/kerudung.
Karena, rawan nyempil. Trus ilang.
Jangan juga minta dicuciin sama Ibu, atau khodimah, tapi kalau teman sih bolehlah ya. Hehe.
Karenaaaa, yakali, maluuu. Dan rawan ilang juga.
Jadi, kita harus tau. Jumlah kaos kaki kita berapa. Bisa untuk dipakai berapa hari.
Setelah dijemur, jangan lupa di angkat dan langsung di gabungkan dengan pasangannya. *ciee. 
.
Dengan hal ini, ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan nih Muslimah, diantaranya:
1. Mandiri (cailah. Yaiyalah. Udah gede)
2. Gak bingung pake kaos kaki/manset apa. Kalau perlu buat jadwal untuk masing2 kaos kaki, kalau untuk Manset sesuaikan dengan baju/kerudung. (Girly abis)
3. Belajar Inventaris. (Ngasal nih, tapi biar kita lebih aware sama benda yg kita punya.)
4. IRIT. (Yoi, karena harga kaos kaki sudah mahal skrg, seharga bakso. Jadi lebih baik jika tidak urgent, gak usah beli dulu. Enakan dibuat sedekah uangnya, saik.)
.
Nah.
Apalagi yang penting buat menjaga Mereka?
1. Sediakan tempat khusus.
Kalau yg digambar ini, asal muasalnya adalah kardus Sepatu. Sepatunya udah rusak. Kardusnya masih ada.
Bisa jadi tempat mereka bersemayam sebelum digunakan, toh?
Gak perlu modal.
Cukup gunting, gunting, jadi.
Yang paling penting, manfaatnya. 
Syukur-syukur setelah ini kita semakin istiqomah. Dan bersemangat untuk menjalani aktivitas.
Sebab ada 2 pertanyaan penting yang sudah bisa kita jawab setiap pagi.
.
Satu: Pakai kaos kaki apa hari ini? -yang warna biru ah.
Dua: Pakai manset apa hari ini? -pakai warna Ijo Tosca sesuai jilbab.
.
Beres, kan?
😆
Semoga sharing absurd ini ada manfaatnya.
Yuk, keep cleaning.
.
Nb: yang di Foto bersih semua ya. Dan ready to use. Mau pinjem boleeh..

Yuk Mulai Latihan Memanah



Yuk, Belajar Memanah.
Catatan setelah kegiatan "Trial Achery with YISC & King's Archery Club"
Belajar memanah itu kenapa jadi salah satu hal yang penting untuk kita?
Memangnya apa sih manfaat belajar memanah?
Hari ini, saya berkesempatan untuk belajar memanah yang di support oleh King's Archery Club & YISC Al-Azhar.
Sejak mencoba olahraga ini, saya sudah cukup tertarik untuk mempelajarinya. Terlebih olahraga ini merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah.
Kesan yang timbul ketika pertama kalinya yaitu di acara Jambore Anak Baik Indonesia tahun 2015. Menarik busur dan melepas anak panah ke target itu.... cukup sulit, arrownya melesat jauh (tidak tepat target), dan teknik saya masih dinilai 'jelek' oleh coach.
Didepan adik-adik fisil pun saya hanya bisa cengar-cengir. Hehe.
Alhamdulillah, walaupun sekarang lepasan saya belum selalu mengenai target kuning, setidaknya tekniknya masih oke-lah untuk dibuat poto-poto. Hehe.
Nah sekadar sharing. Apasih yang harus dijadikan motivasi saat mau memulai menyukai olahraga memanah?
Berawal dari hadist,
"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka. Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah." (HR. Muslim, Tirmidzi)
Tuh kan, jadi memang sebagai muslim, kita musti tahu bahwa Memanah adalah salah satu olahraga sunnah.





Coach Hikmatiar dari King's Archery pun menambahkan manfaat kesehatan mengapa memanah dapat dikategorikan sebagai salah satu cabang olahraga, diantaranya:
1. Memanah bisa membuat otot kuat (coba dikalikan, jika kita mempunyai 3 arrow, lalu masing2nya kita shoot sebanyak 15 kali. Maka dalam sehari saja kita sudah menarik beban 10 kg (beban rata-rata tiap busur) dikali 45 = 450 kg))
2. Memanah dapat membentuk postur tubuh.
Saat memanah, teknik pertama yang harus dilatih adalah berdiri tegak, semakin sering kita berlatih, maka postur tubuh kita akan senantiasa terbiasa tegak.
3. Memanah dapat melatih kefokusan.
How come? Yes. Karena sebelum melepaskan anak panah, harus dipastikan kita melihat target utama dengan jelas. (Ah, itu mah gampang.) Eits, tapi jangan meremehkan. Kalau tidak fokus, bisa-bisa arrow malah meleset  jauh dari target. Coach Hikmatiar pun sudah membuktikannya, sekarang beliau cenderung lebih fokus dan tenang saat menghadapi sesuatu (yesaaah).
Nah yang ke-4 ini menurut pendapat saya,
4. Memanah dapat membuat kita berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Etika dalam memanah adalah tidak melepaskan arrow ketika ada orang di sekitar target (walaupun posisinya jauh), tidak sembarangan bermain arrow (apalagi hanya untuk bergaya) karena resikonya bisa jadi arrow lepas dalam keadaan bertenaga.
So, ketika latihan memanah, gak boleh ada yang buru-buru atau gegabah. Sebab kita wajib menjaga keselamatan satu sama lain.




Nah, jadi penasaran kan gimana asyiknya kalau kita bisa berlatih memanah setiap hari?
Apalagi nih ya, karena ini merupakan sunnah. Yang kita ketahui bahwa hukum sunnah adalah "jika dikerjakan mendapat pahala, dan jika tidak dikerjakan kita akan rugi".
Maka, insyaa Allah.
Langkah kaki kita menuju tempat latihan berbuah pahala, setiap tarikan busur panah berbuah pahala, usaha kita untuk melepaskan arrow dari papan target berbuah pahala, dan jika itu semua dilakukan benar-benar untuk ibadah, Maka, Allah lah sebaik-baik pemberi pembalasan.
Yuk, kita memulai belajar memanah.
Depok, 11 Maret 2017
-Catatan sederhana dari newbie archer-
Putri Humairoh

Orang Betawi

Orang Betawi
.
Ialah aku. Yang dari kecil tinggal di ujung Timur dari Jakarta. Di dekat perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta, yang sampai sekarang pun batas pemisahnya adalah sebuah sungai dengan arus air yang sangat deras. Bahkan seringkali banjir.
Namun, perbatasan tetaplah perbatasan. Walaupun katanya Ibukota, namun di perbatasan daerah tetaplah dalam keadaan yang sunyi. Mitos-mitos masih menghinggapi. Hampir setiap hari aku lewati perbatasan ini pada malam hari. Tentu saja, sendiri.
Namun, pasti ada yang berbeda.
Tidak seperti perbatasan pada masa dulu, kira-kira belasan tahun lalu. Tiap kali harus melewati perbatasan ini. Dingin mencekam. Ah. Seram.
.
Ialah daerah rumahku.
Sebuah Desa di ujung Timur Jakarta. Yang jarang sekali aku lihat bus-bus besar lalu-lalang. Kecuali memang bus yang dipesan khusus untuk transportasi jalan-jalan warganya keluae kota.
Ah, rasanya disini masih aman-aman saja aku kesana kemari tanpa helm.
.
Ialah Desaku. Tempat yang jauh dari kata metropolitan. Aku hampir tidak melihat kekacauan disini. Ya, kira-kira sampai radius 5km desaku masih sangat asri. Walaupun memang, ciri khas Ibukota adalah kepadatannya. Tapi di sudut desa, masih bisa ku lihat jejeran sawah dan kebun, pemancingan dan rekreasi danau.
.
Ialah rumahku. Yang belasan tahun lalu halamannya masih sangat luas-luas-luas sekali. Kalau kau lihat lapangan bola kampus? Itulah halaman rumahku. Tempat Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan, Tempat idola para pengantin untuk mengadakan hajatan.
Yap, ini adalah rumah utama dari seluruh keluarga besar Kakek-ku dari Ibu. Tempat kami sekeluarga besar berkumpul dalam kehangatan yang tidak dibuat-buat.
Dahulu,
Disamping rumah kami terdapat pohon-pohon buah rambutan segala jenis, pohon melinjo, pohon pepaya, pohon kenanga, pohon kecapi, bahkan pohon cokelat yang penuh mistis itu.
Hari ini ada jadwal makan apa? Tinggal petik dari kebun.
.
Ialah rumah Kakek-ku dari Ayah. Hanya beda 1 kecamatan dari rumahku. Desa Ciracas. Dekat sekali bukan?
Yap, bisa dipastikan aku anak betawi tulen. Yang sehari-harinya berkuat di Jakarta.
Tentang Merantau? Bukankah aku sudah berada di tempat para perantau menuju? Mau merantau kemana lagi?
.
Ialah saudara-saudaraku. Yang hampir setiap sore setelah kita belajar mengaji, kita bermain bersama. Jadwal hari ini bermain apa? Petak umpet? Bete Gunung? Karet? Bentengan? Mau apa? Main dimana?
Tinggal ketuk pintu tetangga, lalu kita bermain bersama.
.
Ialah Ramadhan, Bulan penuh Cahaya di Desa kami.
Walaupun katanya di Ibukota, tradisi ngarak api obor menyambut Bulan Ramadhan masih jadi idola. Beruntung aku masih mengingat masa-masa menyalakan obor dengan korek api. Berkonvoi keliling desa sembari bercengkrama dengan kawan disekolah dan pengajian.
.
Ialah Masa kecilku, yang tetap merindu masa-masa lapang dan kenangan.
Tentang gadget?
Bahkan bisa menonton TV yang sudah ada warnanya saja kami sudah merasa senang.
.
Kita punya kenangan masa kecil yang sama kah?
.
Yap, inilah Desaku. Desa Kalisari di ujung Jakarta Timur. Kalau di peta, langsung saja mata kalian menuju Depok. Dia ada disebelahnya.

Aku Meridhoi Kesederhanaanmu

Sejak dahulu hingga sekarang, kisah cinta Ali RA dan Fathimah RA selalu menjadi idaman semua ikhwan dan akhwat yang merindu kezuhudan dalam berumah tangga.
Begitu pun aku.

Bukan hanya tentang Zuhud, 2 insan pilihan Allah ini sangat pandai menyimpan rasa cinta. Hingga syaitan-syaitan pun dikelabuhinya. Tidak ada yang mengetahui. Bahkan dinding-dinding rotan, atau baju besi Ali AS pun tidak mengetahui gejolak cintanya. Begitu rapat ditutup. Begitu sakral dijaga. Begitu shalih disikapi. Kalau bukan oleh Insan dengan iman yang kuat, apa bisa? Allahu a'lam.

Hari ini, 1400 tahun kemudian.
Adalah aku. Yang juga rindu untuk menjadi sosok Fathimah. Anak perempuan Baginda Rasulullah SAW. Yang begitu salihah, santun, lembut, serta zuhudnya.

Adalah aku. Yang juga meridhoi laki-laki yang sederhana dan mampu menjaga diri. Bahkan tidak ada satu katapun ia memperlihatkan kebaikan dalam dirinya. Namun semesta, tidak akan mampu untuk menyembunyikan kedahsyatan imannya.

Adalah aku. Wanita akhir zaman yang hiruk pikuk hidupnya dipenuhi dengan dinamika dan fitnah merajalela. Barangkali memang, beberapa kali setan menang atas dirinya. Tapi berulang kali pula, aku mencoba melawan dan terus melawan.

Adalah ia. Sosok Ali yang tiada pernah aku bisa gambarkan wajahnya. Namun kepribadiannya, bagaikan ksatria yang siap berperang. Tidak peduli meski hambatan menghadang.

Adalah ia. Sosok Ali yang namanya masih Allah rahasiakan. Namun, Allah telah menunjukkan siapa dan bagaimana.

Adalah aku dan dia. Kelak.
Yang tanpa kita ketahui, kita pernah melalui dinamika hidup serupa. Merasakan titik perjuangan serupa. Serta tetap menuju titik yang sama.

Iya, memang betul.
Iman dan Akhlak mulia akan menjadikan aku tsiqoh, patuh, taat, dan hormat.
Dan kesederhanaan akan membuat aku jatuh cinta.

Wallahi. Aku ridho.

Hakikat Hidup

Jadi, boleh ku pakaikan bunga ini untukmu, Dik?
.
.
Eh tapi jangan, memetiknya hanya akan membuat dia layu. Dik, dahulu aku begitu mudah mencabut bunga indah yang aku lihat; namun tahukah kalau itu malah menyiksanya? Bukan malah memuliakannya?
Setelah ia dipetik, maka ia hanya menunggu waktu untuk layu dan busuk. Dik, aku tak ingin menyiksanya. Sedikitpun tidak. Karena aku juga tidak ingin dipetik, lalu dibiarkan layu dan membusuk
.
Dik, kita tahu bukan bahwa bunga ini juga membutuhkan makanan? Membutuhkan batang dan daun untuk berkembang? Membutuhkan akar untuk kuat bermekaran? Maka membiarkannya tetap ditempatnya adalah cara terbaik untuk menyayanginya. Seperti halnya kamu dan aku, Dik. Membutuhkan makanan. Membutuhkan tempat untuk tumbuh. Membutuhkan akar untuk terus mekar
.
Hingga suatu hari, Allah sendiri yang menjatuhkan bunga ini. Melepaskan badannya dari batang yang menopangnya. Perlahan-lahan angin membuatnya terlepas. Pelan. Pelan. Dan bunga ini terbang terbawa angin ketempat yang tidak tahu dimana
.
Seperti hal nya aku dan tentunya kamu, suatu hari. Di waktu yang tepat. Allah akan lepaskan juga ruh dengan jiwa
.
Dik, sebenarnya simpel saja. Saat kita bersama-sama bermain dengan alam. Jangan mengambil apapun, kecuali gambar. Jangan meninggalkan apapun, kecuali jejak. Jangan membunuh apapun, kecuali waktu
.
Sekalipun ada bunga yang telah gugur, jangan dibawa pulang. Biar kan ia menjadi pupuk untuk rumahnya dan saudaranya yang lain
.
Bukankah itu hakikat hidup?
Khairunnas anfauhum linnas 😊
#SaveEarth
#BagianDariMemeliharaBumi

Ketika Jakarta Menjadi Dingin

Ketika Jakarta Menjadi Dingin.
.
Akhir-akhir ini cuaca di Jakarta, Depok, dan sekitarnya sedikit berbeda.
Biasanya selalu panas mulai dari pagi hingga sore.
Sekarang suhunya selalu kisaran 20-an derajat.
Gerimis dominan muncul.
Matahari lebih seneng sembunyi.
Membuat baju yang udah dikeringin di mesin cuci selama 2 menit pun harus lama keringnya.
.
Ada apakah gerangan?
Awan selalu terlihat menghitam.
Sesekali bergeser sedikit menjadi agak keabuan.
Memang, beginilah suasana yg ku idamkan.
Tapi jika terjadi di sini...
Rasanya aku tak siap.
Apalagi jika merasakan sensasi hujan dipagi hari.
Adik-adik harus mengumpulkan semangat yg lebih ekstra untuk sekolah.
Pun begitu yg bekerja.
Harus siaga bawa spare baju ganti.
Pun begitu bagi freelance yg jadwal meetingnya padet, makin makin padet, karena ditambah 1 jadwal yaitu selimutan.
Sedangkan ku lihat cucian yg baru kering numpuk hingga 3 ember.
Belum lagi list-list laporan yang nagih untuk di seriusi.
.
Oh yayaya.
Ketika Jakarta menjadi begitu dingin.
Jaket sport yg tipis kurang lagi mampu sembunyikan bulu kuduk.
Aih, Jakarta.
Cukup dia aja yg dingin. Kamu anget aja..