Aku Meridhoi Kesederhanaanmu

Sejak dahulu hingga sekarang, kisah cinta Ali RA dan Fathimah RA selalu menjadi idaman semua ikhwan dan akhwat yang merindu kezuhudan dalam berumah tangga.
Begitu pun aku.

Bukan hanya tentang Zuhud, 2 insan pilihan Allah ini sangat pandai menyimpan rasa cinta. Hingga syaitan-syaitan pun dikelabuhinya. Tidak ada yang mengetahui. Bahkan dinding-dinding rotan, atau baju besi Ali AS pun tidak mengetahui gejolak cintanya. Begitu rapat ditutup. Begitu sakral dijaga. Begitu shalih disikapi. Kalau bukan oleh Insan dengan iman yang kuat, apa bisa? Allahu a'lam.

Hari ini, 1400 tahun kemudian.
Adalah aku. Yang juga rindu untuk menjadi sosok Fathimah. Anak perempuan Baginda Rasulullah SAW. Yang begitu salihah, santun, lembut, serta zuhudnya.

Adalah aku. Yang juga meridhoi laki-laki yang sederhana dan mampu menjaga diri. Bahkan tidak ada satu katapun ia memperlihatkan kebaikan dalam dirinya. Namun semesta, tidak akan mampu untuk menyembunyikan kedahsyatan imannya.

Adalah aku. Wanita akhir zaman yang hiruk pikuk hidupnya dipenuhi dengan dinamika dan fitnah merajalela. Barangkali memang, beberapa kali setan menang atas dirinya. Tapi berulang kali pula, aku mencoba melawan dan terus melawan.

Adalah ia. Sosok Ali yang tiada pernah aku bisa gambarkan wajahnya. Namun kepribadiannya, bagaikan ksatria yang siap berperang. Tidak peduli meski hambatan menghadang.

Adalah ia. Sosok Ali yang namanya masih Allah rahasiakan. Namun, Allah telah menunjukkan siapa dan bagaimana.

Adalah aku dan dia. Kelak.
Yang tanpa kita ketahui, kita pernah melalui dinamika hidup serupa. Merasakan titik perjuangan serupa. Serta tetap menuju titik yang sama.

Iya, memang betul.
Iman dan Akhlak mulia akan menjadikan aku tsiqoh, patuh, taat, dan hormat.
Dan kesederhanaan akan membuat aku jatuh cinta.

Wallahi. Aku ridho.

0 Response to "Aku Meridhoi Kesederhanaanmu"

Posting Komentar