MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan Ekonomi Islam



MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan Ekonomi Islam
(Oleh: Putri Humairoh)

            Globalisasi. Pada era modern seperti sekarang ini, arus globalisasi tak dapat dibendung lagi. globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya, atau dapat disimpulkan globalisasi antar transisi budaya local menjadi budaya mendunia, budaya dunia menjadi budaya local. Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi yang mendukung pesat perkembangan globalisasi juga seakan-akan menghapus batas-batas antar Negara. Globalisasi tak selalu berdampak positif, tetapi juga tak melulu memberikan dampak positif, sehingga manusia harus pandai dalam menjalani dan menyikapi globalisasi.
            Globalisasi telah memberikan pengaruh yang besar terhadap dinamika kehidupan manusia. Globalisasi juga memberikan dampak kemajuan yang signifikan dalam segala bidang kehidupanseperti bidang pendidikan, sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, globalisasi berperan cukup besar dikarenakan banyaknya Negara yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perkembangan ekonomi yang baik guna memperoleh kestabilan di negaranya. Di kawasan asia tenggara, perkembangan ekonomi di tahun 2014 mengalami peningkatan dari 4,8% di tahun 2013, menjadi 5,2% di tahun 2014. Ini merupakan peluang kawasan asia tenggara untuk terus meningkatkan perkembangan ekonomi Negara dalam kawasannya.
            Peluang tersebut rupanya telah terbaca oleh para ekonom dan pemimpin di kawasan asia tenggara yang merupakan anggota dari ASEAN (Association of South East Asian Nation). Mereka mengadakan pertemuan di Bali pada tahun 2007 dan menghasilkan sebuah cetak biru (blue print) yaitu akan dibentuknya ASEAN Economy Community (AEC) 2015 atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi negara-negara anggota ASEAN.
            Indonesia, sebagai salah satu Negara anggota ASEAN dituntut turut mengambil andil yang besar untuk bersaing dengan Sembilan Negara anggota ASEAN lainnya. Namun, bila dilihat kembali Indonesia masih mengalami banyak hal dalam bidang perekonomian, seperti korupsi, kemiskinan, penggangguran, inflasi, dan kesejahteraan rakyat. Mampukah Indonesia bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya?
            System ekonomi pancasila agaknya belum mampu untuk mengupas tuntas permasalahan-permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Lalu sebagai system ekonomi langit, bagaimana Ekonomi Islam menjawab dan memberikan solusi terhadap setiap permasalahan – permasalahan ekonomi yang dialami Indonesia?
            Perbankan syariah di Indonesia dalam masa perkembangannya telah “menyodot” industry perbankan di Indonesia. Indonesia terkenal sebagai sebuah Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di ASEAN, tentu sudah selayaknya Indonesia siap untuk menjadi pelopor dan kiblat perkembangan ekonomi Islam di ASEAN. Bukan suatu hal yang mustahil apabila Indonesia bermimpi seperti itu karena Indonesia memiliki peluang dan potensi yang besar untuk menjadi pemimpin perkembangan ekonomi Islam di ASEAN, sehingga bukan hal yang mustahil Indonesia mampu bersaing dengan Negara anggota ASEAN dalam menjalani MEA. Menurut Alamsyah (2012) ini bukan merupakan impian yang mustahil karena potensi Indonesia untuk menjadi global player keuangan syariah sangat besar, alasannya karena (i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah industri keuangan syariah; (ii) prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari pertumbuhn ekonomi yang relative tinggi (kisaran 6,0 % - 6,5 %) yang ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid; (iii) peningkatan sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade yang akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi disektor keuangan domestic, termasuk industry keuangan syariah; dan (iv) memiliki sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi industry keuangan syariah.
            Peluang terbesar kemajuan industry ekonomi syariah di Indonesia adalah masyarakat yang terus mendorong terciptanya system ekonomi syariah sehingga pemerintah dengan senang hati memfasilitasi lembaga- lembaga sebagai regulator ekonomi syariah di Indonesia.
Jadi, bukan tidak mungkin ekonomi syariah menjadi salah satu faktor terciptanya MEA di Indonesia yang mampu bersaing dengan Negara anggota ASEAN.
Bismillahirrahmanirrahim.

0 Response to "MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan Ekonomi Islam"

Posting Komentar