Alhamdulillahirrabil Alamin..
Jakarta, 18 April 2015.
Bertepatan dengan hari Ekonomi Islam Se-dunia, maka bersamaan dengan ini telah resmi dilantik para Punggawa BSO KSEI FE UNJ masa jihad 2015-2016.
Tidak ada kesengajaan, namun Allah lah yang menakdirkan kami disini. Setiap orang dengan latar belakang yang berbeda, dengan misi yang berbeda, dengan cita-cita yang berbeda, telah Allah satukan dalam barisan yang teratur, BSO KSEI FE UNJ. Seperti Firman-Nya:
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.(QS. ASH SHAFF : 4)
|
Setelah melalui proses seleksi yang lumayan panjang dan rumit, proses staffing, hingga hari ini Allah masih tegak kan kepala dan pundak kami untuk melaksanakan Jihad Fi sabilillah dalam jalur membumikan Ekonomi Islam yang sesuai dengan ajaran-Nya.
Begitu banyak kekurangan dan kekhilafan dalam tiap-tiap diri ini, sehingga apabila kami melihatnya runtuhlah keinginan dan semangat untuk terus berjuang. Tapi apa kau lihat? Didalam diri yang penuh khilaf ini ternyata masih Allah selipkan sedikit cahaya niat untuk sama-sama berjuang syiarkan Ekonomi Islam.
Kami yakin, Ekonomi Islam pasti akan jaya.
Entah hari ini, atau esok.
Entah pada generasi ini, ada generasi terakhir.
Entah siapa yang kelak menikmatinya, setidaknya kami pernah sedikit mengeluarkan keringat tuk berjuang syiarkan Ekonomi Islam.
Maka, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, telah resmilah Punggawa BSO KSEI FE UNJ masa jihad 2015-2016 Kabinet SaKTi (Bersaudara, Berkarya, dengan Satu Hati) dengan susunan:
- Ketua : Subhan Syaifussalam
- Sekjend : Rio Kurniawan
- Sekum : Asri Aprilia
- Bendahara 1 : Pitriani
- Bendahara 2 : Avi Insaniyah
- Biro Inkestra : Yulianti (Kepala), Putri Humairoh (Wakil Kepala), Aprillia, Naritha, Haerun Nisah, Rima, Nabilah, Neneng, Ita, Sherlia.
- Biro Inkubasi : Cahayani Sinarta Sukma (Kepala), Ariska Pratiwi (Wakil Kepala), Novia, Nurfauziah, Siti Rahma, Atika Zahra, Afriani, M. H. Aufar, Agung K, Faisal.
- Departemen Kajian : M. Azam Ibrohim (Kepala), Dwi Novianti (Wakil Kepala), Kadek, Nadya, Nurfitria, Mutiara, Afina, M. Agus F, Cendikia, A. Dicky.
- Departemen HRD : Ajeng Pratiwi (Kepala), Safiul Huda (Wakil Kepala), Devi, Ida, Siti Nurcholifah, Umma, Agung K, M. Ariq, Bekti S, Heriyanto.
- Departemen PR : Areng Ramadhan (Kepala), Ersilia Cesaria (Wakil Kepala), Anna, Hanifah, Mia, Ema, Tri Inayati, Gunawan, Fandy, Gumilar.
Dan inilah kami berbalut pakaian resmi bernuansa merah maruun tapi dengan gaya yang jenaka:
Ketika yang lain bangga dengan konvensional, aku tetap dengan setia dengan lembaga keuangan syariah. Aku mah gitu orangnya. xD
Best Regards, Putri Humairoh.
PEJUANG EKONOM RABBANI, PENYONGSONG PERADABAN INDONESIA YANG MADANI
Oleh: Putri Humairoh
Indonesia. Negara yang tengah mengevaluasi diri untuk membentuk peradaban baru yang lebih baik. Terlebih pemuda, sebagai pemikir yang kritis tentunya akan banyak gebrakan yang dibuat demi menyongsong peradaban bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya pemuda yang berani turun ke jalan demi memperjuangkan keadilan bagi rakyat, banyaknya pemuda yang berjuang mengikuti konferensi-konferensi nasional maupun internasional, banyaknya pemuda yang berani menelusuri pelosok-pelosok negeri demi mengambil bagian mencerdaskan anak bangsa. Semua itu dilakukan dengan cara yang berbeda, namun tetap satu tujuan. Semua peranan itu dilakukan oleh mereka, para pemuda.
Disamping ramainya gema gerakan pemuda tersebut, ada yang dengan berani meneriakkan gema Ekonomi Islam ditengah lingkungan masyarakat dan Negara yang masih berdiri diatas kaki riba. Mereka berani melantangkan seruan tersebut ditengah masyarakat yang masih ambigu dan belum mengetahui pasti apa makna kata “Ekonomi Islam”. Ya, mereka lah para Pejuang Ekonom Rabbani, membentuk barisan yang teratur dalam memperjuangkan terciptanya masyarakat Indonesia yang madani dan mandiri.
Ekonomi Islam atau kita biasa mengenalnya dengan Ekonomi Syariah bukanlah hal yang tabu lagi bagi masyarakat dan pemerintah di Negara Inggris. Ya, Negara Inggris telah berhasil menerapkan Ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi negaranya. Walaupun Negara Inggris bukan Negara Islam ataupun Negara mayoritas Islam, namun Negara mampu menerapkannya secara kaffah (menyeluruh). Pastilah ada satu atau ribuan alasan mengapa Negara ini dengan berani menerapkannya, pastilah ada perbandingan dan perhitungan untung-rugi. namun dapat kita simpulkan bahwa Ekonomi Islam telah membuktikan bahwa ialah sistem ekonomi yang paling memberikan mashlahat bagi orang-orang yang menerapkan.
Beruntunglah bagi yang telah mengetahui dan memahami, serta janganlah berhenti untuk terus memberitahu kepada halayak ramai tentang bagaimana Ekonomi Islam bisa membentuk suatu kehidupan pribadi dan masyarakat yang lebih baik.
Inilah yang mendasari para pejuang ekonom rabbani untuk tidak serta merta menyerah dalam melakukan sosialisasi, dan pengenalan ekonomi Islam kedalam lapisan-lapisan masyarakat. Barisannya sangat rapih dan teratur. Sejak tahun 1990-an hingga saat ini, telah banyak perubahan yang terlihat dari hasil perjuangan para pejuang ekonom rabbani. Kini bank-bank syariah telah banyak kita jumpai, lembaga keuangan berbasis syariah seperti asuransi syariah dan yang lainnya pun sudah tak asing lagi dikalangan masyarakat. Begitulah hasil perjuangan para ekonom rabbani serta pemerintah yang kini telah mampu merangkul lembaga yang mengawasi kinerja lembaga keuangan yaitu OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang kini mempunyai divisi khusus riset keuangan syariah yaitu FRKS (Forum Riset Keuangan Syariah). Alhamdulillah.
Berbicara tentang Leading the Change, sungguhlah pantas bila kita menyebut Pejuang Ekonom Rabbani sebagai Pemimpin Perubahan. Perubahan dalam sistem ekonomi kapitalisme yang menyiratkan slogan “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” menjadi sistem ekonomi Islam yang menyutamakan maslahah ummahat. Perubahan yang tampaknya sederhana, namun perlahan tapi pasti akan mewujudkan salah satu cita-cita besar bangsa ini yaitu kemajuan sektor ekonomi guna pemerataan ekonomi bangsa. Meringkus habis aktivitas-aktivitas ribawi yang termasuk dalam 7 dosa besar. Menghidupkan skema bagi hasil dan mematikan skema bunga.
Leading the change, Pemimpin Perubahan. Sebentar lagi akan terwujud peradaban baru Indonesia. Peradaban yang madani. Mandiri, adil, dan makmur. Tidak adanya ketimpangan sosial. Tidak lagi berdiri diatas kaki riba. Semuanya akan terwujud jika semua lini bersatu, memperbaiki dan membangun. Insyaa Allah…
Apabila pemuda-pemuda yang memiliki cita-cita besar untuk bangsa ini bersatu, perlahan tapi pasti Indonesia akan menemui titik kemerdekaannya. Seperti menaiki sebuah tangga, perjuangan pemuda hari ini seperti menapaki satu persatu anak tangganya, memang membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, namun anak tangga demi anak tangga ini akan menghantarkan Indonesia menuju titik kemerdekaannya. Hidup Mahasiswa!Ekonom Rabbani, Bisa!
Ini kisahku, mana kisahmu?
Cerita ini dimulai dari mana ya? Hmm.. Baiklah kita mulai dengan perkenalnya.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Ukhty. Hai, nama saya Bintang. Ini adalah kisahku, kisah tentang perjalanan hijrahku, kisah tentang pencarian ku akan hidayah Allah SWT, kisah tentang perjuangan ku melawan nafsu dan diriku sendiri. Kisah biasa ko ukhty, hanya kisah seorang akhawat yang ingin selalu belajar menjadi yang lebih baik.
Kita mulai ya ukh.
Maha besar kuasa Allah yang telah menakdirkan ku masuk di Universitas ini, Universitas Negeri namun sangat kecil bila dibandingkan Universitas Negeri yang lain. Beruntung Allah kasih kemudahan saya untuk menekuni studi disini dengan beasiswa.
Namun saya tidak berbicara tentang itu. Saya akan berbicara tentang Hijrah. Berat ya ukh? Santai..santai..
Jadi awalnya begini, saat masuk di Universitas ini betapa kagetnya melihat seluruh panitia ospek memakai jilbab. Cantiiik sekali. Pantas saja, kami(mahasiswa baru yang muslimah) diwajibkan memakai jilbab. Skip skip skip. Disini rasanya adem banget ukh, kanan kiri kita bisa melihat para akhawat sedang berlalu lalang atau sedang melalukan kegiatan, mereka amat.... Menurut kalian apa yang membuat mereka amat.......? Ya, benar. Jilbab nya. Mereka dengan pede menggunakan jilbab lebar (menurutku) yang menutupi dada, bahkan sampai menutupi perutnya, tidak menerawang, memakai rok/gamis, ditambah dengan kaus kaki. Jadi amat apa? Amat aneh, iya menurutku amat aneh. Astaghfirullah. Dan saat melihat itu aku masih dengan pedenya berjalan dengan menggunakan jilbab paris 1 lapis, celana jeans ketat, dan tanpa kaus kaki.
Semakin kesini, hatiku mulai bergejolak penasaran. Sebanarnya mengapa para akhawat itu menggunakan busana seperti itu? Apakah itu tidak mengganggu aktivitas mereka? Apa gak gerah jilbab 2 lapis begitu? Emang siapa sih yang nyuruh mereka berbusana seperti itu?
Pertanyaan2 itu hadir dipikiranku, tapi aku gak ambil pusing, aku tetap menjalani aktivitasku seperti biasa. Kuliah, pulang, pacaran. Kuliah, pulang, pacaran. What? Ukhty? Pacaran??
Iya ukh, saat semester 1 ana masih pacaran..
Semakin lama pertanyaan-pertanyaan itu kian banyak dan kian memaksa untuk dijawab. Aku bingung, harus nanya kesiapaaa? Mentoring pun aku gak aktif. Mau nanya temen dikelas yg berbusana kaya gitu? Aku maluuu nanyanya.. Jadi, aku putuskan untuk nyari jawabannya lewat... Internet.
Pertama aku buka account twitter @pedulijilbab dan fanspage FB Kartun Muslimah. Dari sini sedikit demi sedikit pertanyaanku mulai terjawab.
Ternyata jilbab itu wajib untuk setiap muslimah yg sudah baligh, alhamdulillah aku sudah pakai jilbab, gugur deh kewajibanku. Asyik :D
But wait? Trus kenapa akhawat itu pakai jilbab lebar dan kaus kaki?
Ternyata jawabannya ada di QS. Al-'Aĥzāb:59 - Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
MasyaAllah, jadi begitu. Allah telah mewajibkan memakai jilbab. Jilbab yang diperintahkan Allah pun bukan hanya membungkus tubuh kita ukh, tapi menutupnya. Jelas banget tujuan jilbab itu untuk melindungi wanita, maka jilbab yang diwajibkan pun yang menutupi dada, tidak ketat, tidak menerawang, dan memakai kaus kaki. Nah ini, pakai kaus kaki! Kata Allah seluruh tubuh itu aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi, kaki juga ditutup ya ukhty. Maka sekarang aku konsisten pakai kaus kaki.
Kaus kaki, ceklis √. Lalu gimana dengan aturan yang lain? Butuh kemantapan hati ukhhh
Sami'na wa atho'na.
Kami dengar dan kami taat.
Itu kata yang aku dengar dari seorang murobbi disebuh halaqah.
Aku ingin sekali menuruti perintah Allah dalam hal berjilbab ini, tapi...aku masih belum siap. Aku masih. nakal, aku masih suka bikin marah orang tua, dan terlebih, aku masih pacaran. Astaghfirullah. Jadi aku harus bagaimana ya Allah?
Hatiku bergejolak, rasanya belum siap meninggalkan segala "keburukan dan kemaksiatan itu" namun perintah Allah harus tetap dijalankan.
"Yang penting jilbabin hatinya dulu". Sempat aku ingin menyudahi hidayah ini, aku merasa hatiku dan diriku belum pantas dengan jilbab seperti itu.
Namun entah bagaimana cara Allah, semakin aku menolak hidayah, semakin hidayah itu datang padaku. Ibaratnya, aku mundur 1 langkah dr hidayah, namun hidayah maju 2 langkah padaku bahkan 1000 langkah sepertinya.
Tak peduli apa kata manusia yang lain, tak peduli bagaimana status pacaranku, tak peduli betapa berdosanya aku. Aku beranikan diri ber-proses menjemput hidayah itu..
Proses pun dimulai..
Tak terasa awal semester 2 aku mengawali prosesku.
Mula-mula aku istiqomahkan diri memakai kaus kaki, aku perbanyak kaus kaki. Kemudian aku biasakan diri memakai rok, walau waktu itu koleksi rok ku hanya 3 macam :D jadi saat ke 3 rok ku basah, aku harus merelakan diri pakai celana. YaAllah :(
Makin lama aku mulai perbanyak koleksi rok ku, tak apalah hanya rok murah yang penting nyaman dipakai. Di proses itu hmm lumayan mudah, walau diperjalanan tetap ada pertanyaan "Ka, ko pakai rok terus?" "Ka, itu levisnya dipake!". Jujur, aku gak bisa jawab apa-apa.
Jilbab? Aku masih setia dengan jilbab 1 lapisku, tapi sekarang sudah aku sematkan bros dipundak agar dadaku tertutupi.
Ternyata begini lebih cantik.
Tiba-tiba timbul rasa malu, dengan busana seperti itu (hampir syar'i) apa gak malu kalo masih pacaran? Apa gak malu jalan di mall gandengan? Ya, benar. Aku harus sudahi semua ini.
Kita putus aja ya..
Kenapa?
Gapapa, yaudah putus aja ya..
Ngapain, gak ada alasan. Gak mau.
Hadeh, yaudah deh gak jadi..
---- begitu lah percakapannya, gak jadi putus. Gak ada alasan yang jelas katanya, aku masih miskin ilmu tentang larangan pacaran. Yang aku rasakan hanya aku udah gak nyaman pacaran, risih, geli, dan hal-hal gak mengenakan lainnya. Berkali-kali seperti itu. Putus-nyambung-putus-nyambung.
Sampai akhirnya..
"Maaf aku udah gak bisa lanjut lagi, kita udahan ya. Aku mau fokus kuliah. Lagipula aku malu pakai jilbab masa masih pacaran."
"Loh kenapa? Dr dulu juga pakai jilbab? Tapi gak ada masalah?"
"Udah ya, mohon pengertiannya"
-------
Game over. Sudah berakhir semua. Aku yang menganggap ini berakhir. Gak perlu ada bantahan apa-apa lagi, aku harap dia mengerti.
Dan proses ku kembali berjalan. Hingga aku masuk dalam satu organisasi dakwah.
Di organisasi ini hampir semua kaka BPH akhawatnya memakai jilbab syari, terbesit lah pikiranku untuk mulai men-double jilbabku.
Pertama kali pakai jilbab double saat pergi ke IBF bersama sahabat. Kami janjian memakai jilbab double, Alhamdulillah Allah kasih teman yang sama-sama lagi berproses.
Tapi besoknya aku kembali ke 1 lapis. Sebenarnya, halangan terbesar bukan pada diriku, aku siap memakai jilbab double. Sangat siap insyaAllah.. Tapi apa kata mereka? Apa kata ibuku? Keluargaku? Akhlak ku dirumah saja masih buruk..
Mundur? Tidak..
Suatu hari Allah takdirkan aku bertemu dengan sahabat yang sudah berjilbab syar'i. Sebenarnya kami sudah kenal cukup lama, namun jarang ngobrol. Skrg saatnya, aku korek-korek tentang dia (evil laugh)
Gimana sih caranya berjilbab syari? Oh gini, di double aja tapi diambil ujungnya sedikit aja..
Bukan, maksudnya emang ortu kamu ngebolehin ya kamu pake jilbab double2? -Ya, awal-awalnya sih enggak, tapi aku beraniin aja. Aku ajak bicara ibuku, lama-lama ibu mengerti.
Trus, ibumu jilbabnya gini juga? -enggak ko, ibu ku biasa.
Aku mau jilbab double juga. -oh barakallah semoga istiqomah yaa..
Tapi takut apa kata orang tua dan keluarga? -dicoba dulu, lama-lama pasti ngertu ko.. Semangat ya..
----------
Itulah percakapan singkatku. Cukup untuk penguat niat. Allah baik banget ngirim jawaban akan setiap pertanyaannya.
Keesokan harinya, aku mulai memakai jilbab double. Alhamdulillah tidak seburuk yang aku fikirkan. Ibu gak komentar apa-apa. Hihi. Hari ini sengaja aku tutupi jilbab pake jaketku. Besoknya, pake jaket lagi. Lusanya, pake jaket lagi. Seminggu kemudian, gak ada komentar apa-apa dari ibuku. Maka aku beranikan diri pergi tanpa jaket.. "Ka, ko jilbabnya double?". Deg..
"Iya mah biar gak nerawang.."
Lalu aku bergegas pergi..
Aku kira semuanya baik-baik saja. Sampai akhirnya, aku disidang dirumah. Keluargaku bukan keluarga yang anti Islam, keluargaku paham Islam InsyaAllah bahkan dirumahku sering ada pengajian ibu-ibu.
Ditanyalah mengapa aku memakai jilbab double, aku kasih penjelasan tentang kewajiban jilbab. Ditanyalah apa aku ikut aliran sesat? MasyaAllah, sama sekali enggak. Ditanyalah apa aku ikut suatu partai? Aku dengan yakin aku gak ikut partai-partai-an. Akhirnya ibuku blg, bahwa keluarga besar mulai khawatir denganku, mereka menganggap aku sudah terlalu jauh, takut aku ikut aliran-aliran yang tidak benar..
Allah..Allah..Allah.
Jatuh air mataku, ya Allah aku hanya ingin menaati perintahMu. Kalau skrg aku mulai sering pulang sore/malam, itu karena aku liqo dan hadir kajian dulu. Kalo skrg hari sabtu ku ada diluar rumah, itu untuk memenuhi amanahku di lembaga dakwah ini. Kalo skrg aku jarang update photo itu krna aku mau melindungi diriku dan saudara ikhwan yg lain, kalo skrg status2 ku berbau Islami, itu hanya krna aku ingin medsos ku lebih bermanfaat. Sungguh aku tetap aku yang dulu..
-----------
Rasanya, hari-hariku amat berat kala itu. Aku harus menjadi anak super perfect dirumah agar tak keluar dari mulut ibuku untuk melepas jilbabku. Aku harus tahan dan senyum dengan omongan orang lain ttg ku. Sampai pernah jilbabku dirobek saat aku membuat kesahalan.
InsyaAllah aku sedang melaksanakan perintah Rabb-ku, aku sedang berusaha menyelamatkan ayahku agar dijauhkan dari api neraka. Aku sadar, dari awal aku berproses, semua ini akan terjadi. Koreksi untuk diri kita akan datang sangat keras saat busana tak sesuai dengan kelakuan. Sebisa mungkin aku turuti perintah org tua ku. Walau kerap kali aku lalai, dan kata-kata menyakitkan itu hadir..
Allah memerintahkan aku untuk berjilbab syar'i, Allah juga memerintahkan aku untuk berbakti pada orang tua.. Kedua hal ini bukan pilihan, semua itu harus aku lakuan.
Mendakwahi keluarga memang lebih sulit dr mendakwahi org lain. Tapi, dengan pencerminan yang baik dari diri kita para aktivis dakwah, akan membawa dakwah itu sampai tetap sasaran dihati keluarga.
Bismillahirrahmanirrahim.
Sekarang sudah semester 4. Satu tahun perjalanan hijrahku, dan aku masih terus mencari hidayah Allah SWT. Aku akan terus memperbaiki diri. Hingga akhirnya perbaikan ini memuarakan aku di Syurga-Nya. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
Best regards, Bintang.
Wassalamualaikum Wr.Wb
[REPORT]
Jakarta, 16 April 2015
Sekitar sore menjelang malam datang sebuah
jarkoman tentang sebuah cara PKMU part 1. Ini adalah momentum yang saya
tunggu-tunggu, setelah tidak berhasil mengikuti acara pra PKMU karena
ada Presentasi Hasil Makalah Kelompok. Maka seharusnya PKMU 1 ini adalah
momentum yang harus hari jalani demi perbaikan diri, persiapan, dan
penilaian saya.
Tapi ada yang mengganjal, PKMU 1 dilaksanakan di Kampus D.
MasyaaAllah.
Hari
ini di jam yang sama, saya harus menjalani kuis dan liqo rutin tiap
minggu. Hingga akhirnya dengan segala pertimbangan, saya memutuskan
untuk tidak datang (lagi) dalam agenda ini.
Ya, saya tidak
mengikuti agenda PKM UNJ 1, maka report ini saya buat berdasarkan hasil
wawancara saya dengan salah satu kawan yang juga mengikuti PKM UNJ 1.
Berikut reportnya.
Pelantikan
Kepemimpinan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta tahap 1 yang
mengusung tema "Leading The Change" kali ini dilaksanakan di Kampus D,
UNJ, Halimun. Acara berjalan dengan lancar. Alhamdulillah.
Acara
diselenggarakan dari pukul 13.30-17.30 WIB. Acara yang luar biasa ini
dihadiri oleh para peserta PKM UNJ yang telah lolos seleksi berkas, para
panitia, dan para pembicara luar biasa.
Acara dibuka oleh MC yaitu
Ka Septian, Tilawah oleh Ka Bambang, dan Menyanyikan Lagu Totalitas
Perjuangan yang di pimpin oleh Ka Linda. Bisa saya bayangkan betapa
semarak dan menggetarkannya saat menyanyikan lagu Perjuangan Mahasiswa
tersebut. Selanjutnya disambung dengan sambutan Ketua Pelaksana yaitu Ka
Aji Handoyo (FE UNJ 2012)
Materi pertama kali ini yaitu
Manajemen Waktu dimoderatori oleh ka Randi Ramadhani (Komandan Pandawa
FE UNJ tahun 2014/2015) dengan pembicara Kak Devrizal Siregar (Ketua BEM
UNJ 2003) pertama Bang Devrizal membuka dengan cerita singkat beliau
tentang perjalanannya di kampus tercinta. Dilanjutkan dengan menerapkan
Zero Main Concept, dimana setiap orang berkumpul dengan kelompoknya lalu
diarahkan untuk mendefinisikan apa itu isu, dan manajemen isu.
Materi
kedua yaitu tentang Rekayasa Sosial yang dimoderatori oleh Ka Aziz dan
dibawakan oleh Bang Adam. Bang Adam mengawali materi dengan bercerita
sekilas tentang dirinya. Beliau merupakan anggota DPR termuda di salah
satu parpol.
Selanjutnya Bang Adam menjelaskan bahwa Mahasiswa
UNJ merupakan pergerakan Mahasiswa di daerah Jakarta, dan pergerakan
Mahasiswa saat ini telah digembosi. Rekayasa adalah suatu hal yang
palsu, atau tidak asli. Dan Rekayasa Sosial Adalah bagaimana masyarakat
mengikuti apa yang diikuti si perekayasa. Rekayasa dibentuk negara agar
masyarakat mengikuti apa yang diinginkan negara. Bang Adam juga
menjelaskan tentang sarana dan fasilitas rekayasa, yaitu Perorangan/Fikur, kemudian kelompok atau komunitas, media cetak atau elektronik. Dampak dari rekayasa diantaranya tertutup yang mana yang asli dan rekayasa, krisi kepercayaan, dan saling curiga mencurigai.
Acara PKM UNJ 1 ini ditutup dengan pembagian kelompok kembali dan pembacaan tugas. Acara PKM UNJ 1 pun ditutup dengan doa.
Salam.
#MahasiswaHarusBergerak
Putri Humairoh (Ekonomi dan Administrasi, FE UNJ 2013)
Kelompok 3