Peran
Pemuda Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Oleh:
Putri Humairoh (KSEI UNJ)
Keadaan perekonomian di dunia kian
memperlihatkan persaingan yang ketat. Tiap negara maju maupun berkembang
berburu untuk menjadi pemilik pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia. Namun tetap
saja pemenangnya hanya satu. Hal inilah yang mendasari seluruh negara berlomba
untuk menjadi urutan nomor 1. Dengan adanya persaingan yang ketat ini
mengharuskan Indonesia untuk terus menggali potensi dan kekayaan sumber ekonomi
untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat. Indonesia terkenal dengan kekayaan
sumber daya alamnya yang melimpah serta sumber daya manusianya yang banyak
namun kurang potensial. Di lingkup regional Asia Tenggara, Indonesia menempati
urutan pertama dalam perkembangan ekonomi dan mengalahkan Negara-negara yang
lain seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam yang hanya memiliki
pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4 persen. Bahkan di kawasan Asia, Indonesia mampu
menempati urutan kedua terbaik setelah China dan mengalahkan India. Hal ini
menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat dan telah mencapai titik
yang baik, sehingga hanya perlu ditingkatkan kembali guna menjadikan Indonesia
sebagai negara maju dan mapan dari segi perekonomian. Salah satu solusi yang dapat dilakukan guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu dengan pemberdayaan ekonomi
kreatif. Di kancah dunia itu sendiri kini telah memasuki era ekonomi yang
ke-empat yaitu ekonomi kreatif. Industri kreatif yakni penempatan kreativitas
dan inovasi sebagai hal yang paling memberikan pengaruh positif dalam
pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, industri kreatif merupakan pemberdayaan
kreativitas, bakat, dan keterampilan tiap individu yang kreatif. Pemberdayaan
yang dimaksud adalah tiap individu yang memiliki ide-ide kreatif dalam
perindustrian kemudian direalisasikan menjadi sebuah indutri yang yang riil dan
selanjutnya dapat memberikan kesejahteraan rakyat karena terbukanya lapangan
pekerjaan yang baru. Indonesia memiliki modal yang besar untuk mengembangkan
ekonomi kreatif. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beragam,
sumber daya manusia yang banyak sehingga terciptanya keberagaman ide dan daya
cipta yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif, serta
jangkauan pasar yang luas dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Masyarakat
Indonesia yang terkenal cukup konsumtif juga memicu perkembangan ekonomi kreatif.
Namun dibalik segala modal berikut, Indonesia memiliki tantangan yang dapat
menghambat perkembangan ekonomi kreatif. Pertama, sumber daya manusia yang
banyak tidak menjamin lancarnya perkembangan ekonomi kreatif. Selain memerlukan
kuantitas yang banyak, Indonesia juga harus memiliki kualitas sumber daya
manusia yang kreatif. Kedua, perlindungan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) masih
jauh dari kata baik. Inilah kekurangan Indonesia yang kurang menghargai setiap daya
cipta dan kreativitas sehingga banyak sumber daya manusia yang berkualitas
kerap kali ”melarikan diri” keluar negeri guna merealisasikan kreativitasnya.
Salah satu bukti bahwa pemerintah Indonesia kurang menghargai dan memfasilitasi
kreativitas anak negeri adalah pada saat seorang cartoon animation creator Upin Ipin yang baru bisa merealisasikan
idenya di Malaysia. Contoh lain adalah seorang engineer pesawat B. J. Habibie yang merealisasikan idenya di
Jerman, beruntungnya hasil karya beliau dapat diterima dengan baik oleh
pemerintah Jerman sehingga beliau mendapatkan banyak royalti dari pemerintah
Jerman maupun dunia. Dalam sejarahnya beliau pernah menawarkan diri kepada
pemerintah Indonesia bahwa beliau telah menyelesaikan studi engineering di Jerman dan ingin kembali
ke Indonesia guna mengabdikan diri dan ilmu yang telah didapatnya untuk
kemajuan industri per-pesawatan Indonesia, namun yang terjadi adalah pemerintah
Indonesia menolak tawaran dari B. J. Habibie. Ketiga, insfrastruktur teknologi
informasi belum kompetitif dan dukungan pembiayaan juga kurang lancar. Masalah
klasik yang ada di Indonesia adalah masalah pembiayaan yang rumit dan
dipersulit sehingga memperhambat penyaluran ide para creator. Keempat, iklim usaha belum mendukung pertumbuhan perilaku
usaha kreatif baru. Inilah yang terkadang menghambat para pelaku usaha kreatif
baru karena keadaan pasar yang menganggap sebelah mata. Kurangnya apresiasi
terhadap karya dan insan kreatif juga masih dirasakan. Kelima, akses pasar yang
belum menggembirakan. Permasalahan-permasalahan ini harus menjadi perhatian
para pelaku dan pendukung ekonomi kreatif, bukan hanya pemerintah namun semua
pihak harus menyatukan langkah untuk mengatasi segala permasalahan tersebut.
Namun disamping segala permasalahan berikut, ekonomi kreatif telah berhasil
menyumbangkan 10 persen dari nilai ekspor Indonesia. Selain itu, ekonomi
kreatif telah menyerap setidaknya 7,7 juta tenaga kerja di Indonesia.
Jumlah pemuda di Indonesia memiliki
angka yang cukup fantastis yaitu sekitar 43 persen dari total keseluruhan
rakyat Indonesia atau sekitar 103 juta jiwa. Pemuda merupakan kunci dari
keberhasilan penerapan ekonomi kreatif di Indonesia. Pemuda memiliki kelebihan
yaitu mampu berpikir diluar kebiasaan atau disebut juga out of the box. Dengan adanya kemampuan tersebut, pemuda dapat
berpikir secara kreatif dan mampu mengembangkan sesuatu menjadi lebih bernilai.
Keterbatasan lapangan pekerjaan sebagai karyawan mampu mendesak paradigma atau
pola berpikir pemuda dari yang tadinya bagaimana caranya dapat diterima sebagai
karyawan di suatu perusahaan dan menjadi kaya, menjadi bagaimana caranya agar
menjadi kaya tanpa menjadi karyawan. Hal inilah yang akhirnya mendorong pemuda
untuk mampu menciptakan sesuatu yang kreatif guna untuk mensejahterakan dirinya
dan masyarakat. Dari pardigma inilah ekonomi kreatif dapat bertumbuh dengan
baik. Generasi muda memang generasi yang produktif dan penuh dengan ide-ide
cemerlang. Namun disamping itu, tidak hanya cukup untuk mengandalkan kemampuan
kreativitas, sebagai pemuda juga harus memiliki sifat yang kuat dan tangguh
serta mampu dalam menciptakan peluang ditengah
persaingan bisnis dan indutri yang ketat seperti sekarang ini. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan pemuda guna mengembangkan ekonomi kreatif adalah
sebagai berikut. Pertama, sebagai pemuda harus mampu berpikir kreatif dalam hal
berbisnis. Dewasa ini, pemuda telah mampu berpikir kreatif terbukti dengan banyaknya
wirausawan muda baru membuka bisnisnya yang merupakan hasil refleksi
kreativitasnya. Kedua, pemuda yang telah memiliki suatu ide harus berani untuk
merealisasikan ide kreatifnya tersebut kedalam suatu bisnis. Tidak peduli banyaknya rintangan yang akan dihadapinya,
seorang pemuda harus mampu meralisasikan bisnisnya. Tidak peduli resiko apa
yang akan dialaminya, seorang pemuda kreatif harus berani membuka bisnisnya.
Karena secemerlang apapun suatu ide, akan hanya menjadi suatu mimpi apabila
tidak ada upaya untuk merealisasikannya. Ketiga, pemuda harus memiliki sifat
yang kuat dan tangguh. Hal ini sangat diperlukan karena didalam suatu bisnis
tidak akan pernah selamanya berjalan mulus, pasti ada halangan dan rintangan
yang mungkin akan datang padanya. Pemuda harus kuat dan tangguh mempertahanakan
dan mengupayakan bisnisnya agar tidak bangkrut. Apalagi di era sekarang dimana
persaingan bisnis sangat ketat. Pemuda harus kuat untuk mempertahankan
bisnisnya. Keempat, pemuda tidak harus memiliki pengalaman, yang terpenting
adalah memiliki ilmu. Dalam haditz Mu’adz disebutkan, “Ilmu itu pemimpin, dan
amal adalah pengikutnya” artinya adalah ilmu harus didahulukan dari amal,
karena ilmu merupakan petunjuk dn pemberi arah amal yang dilakukan. Inilah yang
mendasari seorang pemuda harus memiliki ilmu berwirausaha yang cukup sebelum
mengeksekusi bisnisnya. Ilmu tidak selalu harus didapatkan dibangku sekolah
maupun kuliah. Pada dewasa ini, telah banyak seminar tentang wirausaha yang
diberikan oleh para wirausawan sukses maupun yang diselenggarakan oleh beberapa
instansi. Selain itu, ilmu juga bisa didapatkan dari membaca biografi dan
perjalanan hidup wirausahawan atau mencari informasi dari kerabat yang telah
sukses merintis bisnisnya. Kelima, pemuda yang berwirausaha harus tetap
menjalan usaha berdasarkan syariat Islam atau dengan menggunakan Ekonomi Islam.
Hal ini dimaksudkan agar usaha/bisnis yang dijalankan tetap mendapatkan berkah
dari Allah SWT. Karena hanya Ia lah sang pemberi rezeki.
Harapannya, semakin banyak generasi
muda yang tertarik dalam industri kreatif dan mampu sebagai penggerak perubahan
ke arah bisnis dan kemandirian. Untuk menciptakan generasi muda seperti itu,
dibutuhkan dukungan dari pemilik modal dan perbankan, selain itu juga
diperlukan pelatihan untuk mengembangkan usaha dengan baik. Pemuda harus
berperan dalam pembangunan ekonomi kreatif. Sudah ada sekitar 8,6 juta pemuda
yang bekerja di sektor ekonomi kreatif. Diharapkan para pemuda yang telah lebih
dulu bekerja di sektor ekonomi kreatif mampu memotivasi para generasi muda
lainnya untuk terjun di dunia industri kreatif. Potensi ini harus kita pahami
dan yakini bersama dalam setiap rencana pengembangan ekonomi kreatif ke depan.
Pencapaian positif ini sudah selayaknya diapresiasi tanpa harus terlena berpuas
diri.
Berikut
hadits yang menganjurkan berwirausaha:
“Dan
bahwasanya tidaklah seorang akan memperoleh melainkan dari apa yang telah
diusahakan. Dan ia nanti akan melihat hasil dari apa yang diusahakan.(QS
An’Najm 39-40)”
“Sesungguhnya
makanan yang paling baik bagimu adalah yang diperoleh dari hasil usahamu, dan
sesungguhnya makan yang terbaik bagi anak-anakmu adalah dari hasil usahamu (HR.
Ibnu Majah).”
“Dari
Miqdam ra. Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Seseorang yang makan dari
hasil usahanya sendiri, itu lebih baik. Sesungguhnya Nabi Daud as makan dari
hasil usahanya sendiri. (HR AL-Bukhori)”.
0 Response to "Peran Pemuda Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia"
Posting Komentar