Bagaimana aku dikenang?

Tiba hari disaat aku harus mengingat akan tempat aku kembali. Ketika aku melangkahkan kaki menyusuri tempat peristirahatan terakhir semua orang. Disini lah semua terbaring dengan damai. Tiada yang tau percis apa yang mereka satu persatu lalui ketika mereka hidup. Tak ada yang tau percis siapa yang dulu nya kaya dan siapa yang dulunya sederhana. Tak ada pula yang tau percis apa pekerjaan mereka selama hidup, adakah yang profesinya sebagai dokter ataukah hanya sekadar tukang loper. Tak ada seorang pun yang benar-benar mengetahuinya. Namun apapun itu, mereka sungguh memiliki tempat. Dan perbedaan derajatnya disisi Allah hanyalah amal kebaikannya.

Ku terus telusuri tempat ini. Mulai terlihat perbedaan. Perbedaan yang terlihat dari perawakan tempat mereka. Ada yang begitu rapih, bersih, dan penuh bunga seperti layaknya rumah yang sangat nyaman. Ada pula yang begitu tak terurus,namun sungguh itu bukan mau mereka. Ini diluar kehendak mereka. Orang-orang yang masih hidup, dan yang mengenangnya lah yang melakukan itu. Tapi bagaimana kah mereka dikenang? Itulah pertanyaannya.

Ku lanjutkan perjalananku. Tak terasa pelipis mataku sudah panas seperti akan meneteskan air mata kesedihan. Aku bergeming, Semua orang akan kembali. Semua orang akan kembali. Semua orang akan kembali. Dan aku, aku juga pasti akan kembali. Hanya itu yang aku tau. Kapan, bagaimana, atau seperti apa caraku kembali padaNya? Wallahi hanya Allah Yang tau.
Namun tak kuasa ku derai air mata kala kulihat diri ini. Masih kotor. Masih kurang baik. Masih tak pantas untuk memasuki syurgaNya. Mungkin begitulah penilaianku pada diri ini. Aku tak kuasa menahan lagi air mata ini. 18 tahun sudah aku hidup didunia ini. Lalu apa yang sudah aku perbuat untuk.... diriku sendiri? Orang tuaku? Sanak saudaraku? Sahabat-sahabatku? Masyarakat disekitarku?

Dan yang paling penting.... Sungguh apa yang telah aku lakukan untuk Allah ku?

Belum. Belum cukup. Belum sempurna.

Rasanya tak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan ini. Pertanyaan disertai penyesalan ini seakan mengintaiku. seakan meminta tolong padaku untuk segera terjawab.

Katanya aku ingin masuk syurga, katanya aku mau menjadi hamba Allah yang taat, katanya aku ingin membahagiakan orang tua, dan katanya aku ingin bermanfaat untuk orang banyak? Katanya.... katanya.... katanya....

Namun kenapa? Kenapa pertanyaan begitu saja aku tak mampu untuk menjawabnya? Apa itu berarti aku belum melakukan apa-apa untuk menggapai yang katanya tadi. Namun tidak. Aku sudah melakukannya, namun belum cukup, belum sempurna. Aku akan memperbaikinya. Aku akan membuat itu cukup dan sempurna.

Namun bagaimanaaa? Bagaimana bisa diri ini seperti itu? Kalau perasaan malas untuk beribadah dan membantu orang lain saja masih dengan senang hati kuturuti.
Aku tidak bisa terus seperti ini.

Semua orang pasti akan kembali, aku pun pasti akan kembali.
Namun, bagaimana aku dikenang dan bagaimana tempatku nanti disisiNya itulah menjadi pertanyaaan nya.

Pertanyaan yang harus aku buat sendiri jawabannya.

Bismillah

#PH
28.06.2014


0 Response to "Bagaimana aku dikenang?"

Posting Komentar