Agaknya, aku terlalu berlebihan memandang pria itu, sampai-sampai aku lupa ada Dzat yang Maha Sempurna yang menciptakan dia..
Agaknya, aku terlalu berlebihan menyalahi kejadian dimasalalu, dan ingin rasanya kembali untuk memperbaikinya, sampai-sampai aku lupa bahwa Dia telah memberi hikmah yang luar biasa atas kejadian itu.
Agaknya, aku terlalu berlebihan menginginkannya untuk kembali, sampai-sampai aku lupa untuk memintanya saja pada Sang Pemilik Hati.
Agaknya, aku terlalu berlebihan memikirkan pria itu sepanjang malam, sampai-sampai aku lupa bahwa Dia senang menungguku untuk bersujud di sepertiga malamNya.
Agaknya, aku terlalu berlebihan menceritakan pada orang tentang pria itu yang sangat menawan menurutku, sampai-sampai aku lupa untuk bersyukur padaNya karena sampai hari ini tlah Ia limpahkan nikmat dan karunia yang sangat luar biasa kepadaku.
Agaknya, aku terlalu berlebihan menunggu pria itu membalas pesanku, sampai-sampai aku lalai bahwa telah masuk panggilan dariNya untuk melaksanakan ibadah sholat wajib.
Agaknya, aku terlalu berlebihan memajang photo pria itu diwallpaper HPku, sampai-sampai aku lupa untuk melihat keagunganNya.
Agaknya, aku terlalu berlebihan mengulang-ulang membaca riwayat percakapan dengan pria itu, alhasil membuat kegalauanku datang lagi, hmm sampai-sampai aku lupa untuk membaca Surat Cinta dariNya, padahal sudah pasti ketenangan akan kurasakan.
Agaknya aku terlalu berlebihan memikirkan dan merenungkan betapa baiknya pria itu padaku, sampai-sampai aku lupa bahwa ada Dzat yang Maha Baik yang selalu ada untuk kita bagaimanapun keadaannya.
Agaknya, aku terlalu berlebihan menerka-nerka arti dibalik secuil perhatian pria itu padaku, apa dia suka padaku atau tidak?.. sampai-sampai aku lupa bahwa ada Dia yang Mencintaiku selalu tanpa keraguan dan tak perlu diterka-terka..
Agaknya, aku terlalu berlebihan saat kesulitan datang padaku, dan yang kucari adalah pria itu, padahal belum tentu dia bisa membantu. Dan kita lupa bahwa ada Dia sebaik-baiknya Penolong dan Pelindung, yang tanpa kita cari, Dia selalu ada..
Agaknya... aku terlalu berlebihan menginginkan pria itu kelak akan menjadi jodoh ku, sampai-sampai aku lupa bahwa sebaik-baiknya Perencana adalah Dia Sang Penguasa Hati, dan mungkin saja Dia kan berikan yang lebih baik untuk ku.
Ah.. Nampaknya aku telah membuat Rabb-ku cemburu. Aku telah mencoba menduakanNya dg rasa cinta yang belum sepatutnya hadir.
Pantas selama ini aku tak dapatkan ketenangan seutuhnya, karena aku telah menggantungkan harapan tertinggi terhadap manusia.
Aku ingin dapat yang terbaik untuk hidupku, tapi mendekat kepada Yang Maha Memiliki saja enggan.
Ah.. rasa-rasanya ingin kusudahi semua ini.
Rapatkan dan kuatkan azzam dalam hati.
Tak ingin lagi kubuat Rabb-ku cemburu :')
0 Response to "Allah, bukan maksudku membuatMu cemburu..."
Posting Komentar