Assalamualaikum
Hai semua.
Apa kabar?
Sudah gaji-an bulan ini?
Apa kabar?
Sudah gaji-an bulan ini?
Alhamdulillah disela waktu untuk ngebersihin buku-buku yang mulai kotor, saya jadi terpikir ide untuk menulis tentang "How to manage your salary".
Sebenarnya ini sekadar sharing saja ya. Karena saya pun masih harus banyak belajar dari kawan pembaca semuanya tentang bagaimana mengelola keuangan.
Sebenarnya ini sekadar sharing saja ya. Karena saya pun masih harus banyak belajar dari kawan pembaca semuanya tentang bagaimana mengelola keuangan.
Oke.
Kawan-kawan tahu Salman Al Farisi?
Seseorang yang tercatat dalam sejarah sebagai orang yang dermawan?
Semasa hidupnya ia menggunakan waktunya untuk berdagang anyaman. Dan dari hasil perdagangannya itu, Alhamdulillah ia menghasilkan 3 dinar.
Lalu bagaimana cara Salman untuk mengalokasikan penghasilannya tersebut? Nah disini kita akan dibuat kaget.
Kawan-kawan tahu Salman Al Farisi?
Seseorang yang tercatat dalam sejarah sebagai orang yang dermawan?
Semasa hidupnya ia menggunakan waktunya untuk berdagang anyaman. Dan dari hasil perdagangannya itu, Alhamdulillah ia menghasilkan 3 dinar.
Lalu bagaimana cara Salman untuk mengalokasikan penghasilannya tersebut? Nah disini kita akan dibuat kaget.
Jadi, dari 3 dinar tersebut, Salman membagi penghasilannya kedalam 3 hal. Sepertiga untuk konsumsi, sepertiga untuk investasi/menabung, dan sepertiganya lagi untuk sedekah/berbagi.
Kalau dihitung-hitung, 33,3% penghasilannya ia salurkan untuk sedekah. Jauuuh sekali dari batas wajib zakat yaitu 2,5%.
Masyaa Allah banget khan?
Nah. Lalu pertanyaannya, bisa gak sih kita meniru gaya Salman Al Farisi tersebut dalam menggunakan penghasilannya? Jawabannya BISA.
Lalu kalau memang bisa, pertanyaan kedua, maukah kita meniru gayanya? Jawabannya harus MAU
Lalu kalau memang bisa, pertanyaan kedua, maukah kita meniru gayanya? Jawabannya harus MAU
Seperti yang saya bilang paragraf pembuka bahwa saya pun masih awam sekali dalam hal mengelola penghasilan pribadi, karena memang Bulan ini adalah Bulan pertama saya bekerja. Jadi kebayang dong masih excited2nya menerima gaji pertama
Tapi, bukannya saya sok suci melainkan bahwasannya setiap harta yang diamanahkan kepada manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Saya pun berkomitmen untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran yang saya dapatkan dan yang saya keluarkan sekecil apapun itu setiap harinya.
Agar kalau-kalau Allah bertanya, "Putri, bulan September 2017 uangnya kamu pakai untuk apa aja?"
Nah, saya bisa buka-buka buku catatan pengeluarannya tuh. Hehe.
Masyaa Allah. Ya kurang lebih seperti itu ilustrasinya:)
Nah, saya bisa buka-buka buku catatan pengeluarannya tuh. Hehe.
Masyaa Allah. Ya kurang lebih seperti itu ilustrasinya:)
Pertanyaannya? Susah gak sih put nyatet in-out-cash setiap harinya?
Jawabannya tentu engga susah. Asal kita bisa pertambahan dan pengurangan, selesai deh. Hoho. Tapi yang menjadi tantangan adalah konsistensi kita untuk mencatat. Lewat 1 hari aja gak mencatat, bisa bahaya karena sifat asli manusia bisa lupa kemarin jajan apa aja ya
Jawabannya tentu engga susah. Asal kita bisa pertambahan dan pengurangan, selesai deh. Hoho. Tapi yang menjadi tantangan adalah konsistensi kita untuk mencatat. Lewat 1 hari aja gak mencatat, bisa bahaya karena sifat asli manusia bisa lupa kemarin jajan apa aja ya
Oke, balik lagi ke cerita Salman Al Farisi.
Bagaimana sih caranya supaya kita bisa meniru gayanya Salman Al Farisi supaya berkah gitu rezekinya.. Aamiin :)
Bagaimana sih caranya supaya kita bisa meniru gayanya Salman Al Farisi supaya berkah gitu rezekinya.. Aamiin :)
Berikut adalah sedikit tips, atau lebih tepatnya hal-hal yang bisa kita lakukan:
Pertama, catat pemasukan kita pada awal bulan. Misal, bulan September 2017 kita mendapat income/pendapatan Rp 3.600.000,- nah tinggal kita bagi 3 deh tuh. Rp 3.600.000,- : 3 = Rp 1.200.000.
Jadi, dalam bulan itu kita harus cukup:
Rp 1.200.000 untuk konsumsi (makan, minum, bensin, pulsa, bedak, buku, baju, dll)
Rp 1.200.000 untuk nabung, boleh nabung nikah, nabung beli motor, nabung usaha, dll
Rp 1.200.000 untuk berbagi... Khusus untuk ini, Putri pribadi membaginya lagi kedalam beberapa hal, contohnya: untuk zakat, untuk keluarga, untuk proyeksi dakwah, untuk dana tabarru dan taawun, untuk kondangan juga boleh
Jadi, dalam bulan itu kita harus cukup:
Rp 1.200.000 untuk konsumsi (makan, minum, bensin, pulsa, bedak, buku, baju, dll)
Rp 1.200.000 untuk nabung, boleh nabung nikah, nabung beli motor, nabung usaha, dll
Rp 1.200.000 untuk berbagi... Khusus untuk ini, Putri pribadi membaginya lagi kedalam beberapa hal, contohnya: untuk zakat, untuk keluarga, untuk proyeksi dakwah, untuk dana tabarru dan taawun, untuk kondangan juga boleh
Kedua, plisss komitmen untuk meluangkan waktu 5 menit per hari untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan..
"Put.. tapi kan saya bukan anak akuntansi?"
-well, selama bisa pertambahan dan pengurangan semua bisa kok ngelakuin. Gak harus belajar akuntansi dulu.
"Put.. susah nginget hari itu jajan apa aja.."
-nah, maka dari itu harus dibuat perhari, supaya gak lupa-lupa banget gitu
"Put... takut dibilang pelit atau perhitungan kalau sampe nyatat begituan.."
-hmm gak juga sih ya, wong cuma nyatet doang. Uang yang dikeluarkan tetap untuk banyak hal kok perhitungan bukan berarti jelek kan? Malah membuat diri jadi lebih disiplin dan bijak dalam mengelola keuangan.
"Put.. tapi kan saya bukan anak akuntansi?"
-well, selama bisa pertambahan dan pengurangan semua bisa kok ngelakuin. Gak harus belajar akuntansi dulu.
"Put.. susah nginget hari itu jajan apa aja.."
-nah, maka dari itu harus dibuat perhari, supaya gak lupa-lupa banget gitu
"Put... takut dibilang pelit atau perhitungan kalau sampe nyatat begituan.."
-hmm gak juga sih ya, wong cuma nyatet doang. Uang yang dikeluarkan tetap untuk banyak hal kok perhitungan bukan berarti jelek kan? Malah membuat diri jadi lebih disiplin dan bijak dalam mengelola keuangan.
Ketiga..
Putri tahu ini yang paling sulit, yang paling susah buat di rem-rem..
"Put, beneran emang cukup 1,2 untuk sebulan? Belom bayar kost, belom makan, belom beli bedak, belom kalau pengen hang-out dan nonton. Gimanaaa?"
---
Oke, soal cukup dan engga cukup itu kembali ke diri masing-masing ya
Yang jelas, dengan tegas saya ucapkan kalau itu CUKUP. Lebih dari cukup.
Segalanya tentang rencana dan mindset kita sendiri, pola hidup kita, kebiasaan kita, pergaulan kita, juga apa-apa yang membuat kita bahagia.
Putri tahu ini yang paling sulit, yang paling susah buat di rem-rem..
"Put, beneran emang cukup 1,2 untuk sebulan? Belom bayar kost, belom makan, belom beli bedak, belom kalau pengen hang-out dan nonton. Gimanaaa?"
---
Oke, soal cukup dan engga cukup itu kembali ke diri masing-masing ya
Yang jelas, dengan tegas saya ucapkan kalau itu CUKUP. Lebih dari cukup.
Segalanya tentang rencana dan mindset kita sendiri, pola hidup kita, kebiasaan kita, pergaulan kita, juga apa-apa yang membuat kita bahagia.
Apakah dengan alokasi segitu kita jadi tidak boleh hang out bareng teman?
Engga gais, kita harus tetap jadi orang yang asyik, diajak kumpul ayooo. Tapi ingat, cukupkan makannya, jangan dilebihkan.
Engga gais, kita harus tetap jadi orang yang asyik, diajak kumpul ayooo. Tapi ingat, cukupkan makannya, jangan dilebihkan.
Apakah dengan alokasi segitu kita jadi gak boleh beli baju bagus?
Engga juga, emang mau beli baju yang berapaan?
Engga juga, emang mau beli baju yang berapaan?
Apakah dengan alokasi segitu kita jadi gak boleh nonton dan beli buku gituuuu?
Engga temans, intinya tetap lakukan hobby kalian masing-masing.
Segala yang tertulis, 1,2 juta misalkan, itu adalah batas maksimal pengeluaran dalam 1 bulan.
Jadi kalau pengen nonton, sisihkan hari2 untuk cukup makan nasi bekal.
Kalau pengen beli buku, (dan ini aku banget), maka besok-besoknya harus tahan jajan jajan gak penting...
Engga temans, intinya tetap lakukan hobby kalian masing-masing.
Segala yang tertulis, 1,2 juta misalkan, itu adalah batas maksimal pengeluaran dalam 1 bulan.
Jadi kalau pengen nonton, sisihkan hari2 untuk cukup makan nasi bekal.
Kalau pengen beli buku, (dan ini aku banget), maka besok-besoknya harus tahan jajan jajan gak penting...
Intinya, jangan sampai menjadikan uang sebagai sumber bahagia kita. Sama sekali engga.
I said for my self.
Melihat orang lain bahagia ketika kita beri sedikit saja, itu bisa menghilangkan penat sebulanan.
Melihat dakwah menjadi konstruktif karena lapangnya dana, itu bisa melegakan masa depan kita.
I said for my self.
Melihat orang lain bahagia ketika kita beri sedikit saja, itu bisa menghilangkan penat sebulanan.
Melihat dakwah menjadi konstruktif karena lapangnya dana, itu bisa melegakan masa depan kita.
Saya tahu ini tidak mudah.
Tapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa, kan yah?
Tapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa, kan yah?
Sekecil apapun jumlahnya, ini amanah.
Sekecil apapun dikeluarkan, akan ditanya.
Sekecil apapun dikeluarkan, akan ditanya.
Minta kelapangan rezeki dalam bentuk lain selain uang kepada Allah melalui Sholat Dhuha.
Latih diri kita untuk senantiasa penuh syukur dan tidak rakus dengan mengamalkan Puasa Sunnah.
Latih diri kita untuk senantiasa penuh syukur dan tidak rakus dengan mengamalkan Puasa Sunnah.
Ada banyak rezeki tak kasat mata yang hadir dalam hidup kita.
Maka bersyukurlah, insyaa Allah akan Allah tambahkan :) (QS.Ibrahim:7)
Okeeee Temans...
Sekali lagi ini bukan maksud untuk menggurui
Karena bagiku ini semata untuk melanggengkan komitmen menuju keberkahan rezeki.
Dan saya pingin kita bareng-bareng menerapkannya.
Sekali lagi ini bukan maksud untuk menggurui
Karena bagiku ini semata untuk melanggengkan komitmen menuju keberkahan rezeki.
Dan saya pingin kita bareng-bareng menerapkannya.
Wassalamualaikum
*bagi yang merasa tulisan ini masih kentaang dan menggantung, boleh dong saran dan masukan membangunnya di sharing bareng ke WA 083897660844
Jazakumullah Khoir.
Semoga ada manfaatnya.
Semoga ada manfaatnya.
0 Response to "Mengatur Gaji Untuk Investasi Dunia Akhirat"
Posting Komentar